• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Rektor Unair Dorong Syiar NU di Abad Kedua Sasar Kaum Urban

Rektor Unair Dorong Syiar NU di Abad Kedua Sasar Kaum Urban
Rektor Unair Prof Muhammad Nasih saat acara Konser 1001 Malam dalam rangka Syair 1 Abad NU di Airlangga Convention Center (ACC) Unair Surabaya, Kamis (23/02/2023). (Foto: NOJ/ MR)
Rektor Unair Prof Muhammad Nasih saat acara Konser 1001 Malam dalam rangka Syair 1 Abad NU di Airlangga Convention Center (ACC) Unair Surabaya, Kamis (23/02/2023). (Foto: NOJ/ MR)

Surabaya, NU Online Jatim

Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Muhammad Nasih berharap agar Nahdlatul Ulama di abad kedua semakin memasifkan syiar dakwahnya ke masyarakat urban. Hal demikian diperlukan agar kehidupan keberagaman kaum urban tidak disusupi kelompok di luar Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.


“Jika yang urban tidak tersentuh (dakwah NU), nanti yang menyentuh orang lain. Sehingga NU juga harus hadir, karena kalau tidak nanti agak berbahaya,” ujarnya saat ditemui di sela acara Konser 1001 Malam dalam rangka Syiar 1 Abad NU yang digelar PWNU Jatim di Airlangga Convention Center (ACC) Unair Surabaya, Kamis (23/02/2023).


Ia menekankan, NU yang selama ini basisnya tradisionalis hendaknya mulai merambah ke sektor perkotaan, yakni kaum urban. Namun, dalam melaksanakan dakwahnya perlu dilakukan reformasi.


“Karena mengurusi orang plural beda dengan mengurusi orang urban, perlu ada reformasi juga,” kata Nasih yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) periode 2022-2023 ini.


Reformasi tersebut, lanjut Nasih, salah satunya yang paling utama tentu harus disesuaikan dengan kebiasaan kaum urban sendiri. Menurutnya, orang-orang urban kehidupannya jauh lebih sekuler, berhadapan dengan teknologi juga lebih sering.


“Dan NU juga harus masuk ke wilayah itu. Kalau tidak ya gimana, wong kesenangan mereka itu,” ungkapnya.


Nasih pun mencontohkan misalnya berkaitan dengan kesenangan kaum urban dalam bermusik. Hal demikian perlu diakomodir oleh Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial kemasyarakatan.


“Itu bagian dari bagaimana kita mengintervensi agar mereka juga menyenangi kita. Ya, tentu ada koridornya. Kita tidak ingin nyanyi-nyanyi saja tanpa ada pesan moralnya di sana,” tegasnya.


Di samping itu, yang perlu jadi fokus garapan NU di abad kedua ialah sektor pendidikan. Hal demikian dimaksudkan agar yang dilakukan NU terkait aspek pendidikan lebih konsentrasi dan fokus.


“Itu menjadi penting juga, karena disadari atau tidak ada banyak pergeseran. Kalau dulu orang nyantri barangkali pesantrennya cukup. Sekarang penduduk terus bertambah, gak muat sudah. Sehingga juga harus memikirkan format-format pendidikan yang lebih luas lagi,” tuturnya.


Disebutkan, bahwa di samping pesantren, pendidikan-pendidikan umum juga perlu ditingkatkan kualitasnya dan dimasuki dakwah-dakwah ke-NU-an secara universal. Hal itu agar kelompok tertentu tidak mudah masuk dan merasuki anak-anak muda setingkat pelajar dan mahasiswa.


“Dengan begitu maka anak-anak muda sejak awal sudah mengenal paham-paham Ahlussunnah wal Jamaah. Itu menjadi penting sebelum dimasuki oleh paham-paham yang lain,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru