• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

SCNC

Saat SCNC, Kiai Marzuki Paparkan Komitmen Pesantren NU terhadap Negara

Saat SCNC, Kiai Marzuki Paparkan Komitmen Pesantren NU terhadap Negara
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jatim. (Foto: NOJ/ Romza)
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jatim. (Foto: NOJ/ Romza)

Surabaya, NU Online Jatim

KH Marzuki Mustamar, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memaparkan komitmen keluarga besar pesantren di bawah naungan NU terhadap kedaulatan Negara saat pagelaran Santri Culture Night Carnival (SCNC) di JX International Surabaya, Sabtu (29/10/2022) malam.


Kiai Marzuki menyatakan, NU senantiasa berkomitmen semaksimal mungkin agar Islam diurus oleh orang-orang yang memang ahlinya.


“Kalau di organisasi lain sulit mencari pimpinan yang mereka masyayikh dan kiai, di NU mulai dari Rais Ranting, Majelis Wakil Cabang (MWC) apalagi Rais Aam, semuanya adalah kiai dan ulama. Itu dalam rangka sesuatu harus diurus oleh orang yang memang ahlinya,” katanya.


Ia juga mengingatkan bahwa saat ini ada pengelola Tahfid Al-Qur’an yang ternyata tidak hafal Qur’an. “Kalau kadang ada ma’had-ma’had baru yang katanya Ma’had Tahfidz Qur’an, tapi ternyata pengasuhnya tidak hafal Qur’an. Di pesantren-pesantren NU, kalau buka pondok Al-Qur’an, Darul Qur’an, maka dipastikan pengasuhnya kiai atau bunyai pasti hafid Qur’an,” tegasnya.


Kiai Marzuki mengajak umat Islam belajar agama Islam kepada orang yang memang ahlinya. “Mari kaum muslimin di Indonesia, kaum muslimin di Jatim, ngajilah hanya kepada ulama, ngajilah hanya kepada bunyai, ngajilah hanya kepada para asatidz, ustadzah yang benar-benar ahlusunnah wal jamaah. Dan benar-benar menguasai ilmu agama Islam. Dan itu ada di pesantren-pesantren di bawah naungan Nahdlatul Ulama,” ungkapnya.


Menurutnya, Hari Santri Nasional (HSN) merupakan momentum untuk menegaskan bahwa umat Islam harus mendapat ilmu dari pesantren.


“Pastikan kita ngaji di pesantren, pastikan kalau kita mengelola sekolah, guru agamanya alumni pesantren, pastikan kalau kita jadi takmir, khatib dan imamnya alumni pesantren, pastikan kalau kita mendirikan diniyah, guru-gurunya dari pesantren, pastikan apabila kita mengelola majelis taklim rutinan yang ngerutini (mengisi) alumni pesantren. Saya jamin mereka tidak radikal, saya jamin mereka tidak liberal, saya jamin mereka full 100 persen ahlusunnah wal jamaah, NKRI harga mati,” papar Kiai Marzuki.


Ia juga menyampaikan, para masyayikh memiliki komitmen yang baik terhadap Negara. “Komitmen para masyayikh, para ulama kepada kebutuhan Negara, keamanan Negara, kedaulatan Negara, tidak diragukan lagi,” ujarnya.


Kiai Marzuki kemudian mengajak kaum santri harus ikut para ulama. “Kalau ulama kita berkomitmen cinta setia membela NKRI, maka jangan ada satu pun dari warga NU, jangan ada satu pun dari pengurus NU, jangan ada satu pun dari kader NU, jangan ada satu pun dari asatidz dan santri NU yang ikut-ikutan membully bangsa dan negaranya sendiri,” tegasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru