
Pengurus PW Fatayat NU Jatim saat membagikan takjil tumpeng mini kepada warga, Sabtu (24/04/2021). (Foto: NOJ/ Nur Faishal).
Nur Faishal
Kontributor
Surabaya, NU Online Jatim
Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Timur menyelenggarakan ragam kegiatan dengan serba angka 71. Ragam kegiatan ini merupakan semarak Hari Lahir (Harlah) ke-71 Fatayat NU.
Adapun ragam kegiatan Fatayat NU Jatim terebut yaitu ziarah kubur 710 pendiri Fatayat NU dan Ibu Nyai, sepekan 7100 bendera Fatayat NU berkibar, dan berbagi 71 nasi tumpeng mini yang berlangsung di kantor PW Fatayat NU Jawa Timur di Surabaya.
“Semua kegiatan telah dilaksanakan secara serentak dari mulai tanggal 11 April 2021 hingga tanggal 20 Mei 2021 mendatang. Dan hari ini PW Fatayat NU Jawa Timur melaksanakan acara puncak Harlah Fatayat ke-71. Alhamdulillah, semua persiapan berjalan lancar sesuai yang diharapkan,” kata Awin Tammah, Ketua Panitia Harlah Fatayat NU Jatim, Sabtu (24/04/2021).
Agenda kegiatan ini mengusung tema ‘Adaptasi Tantangan Masa Kini Untuk Ketahanan Perempuan’. Kegiatan yang digelar dengan dominasi angka 71 tersebut merupakan perlambang usia Fatayat NU.
“Peringatan Harlah Fatayat NU kali ini juga menyelenggarakan tasharruf 10.000 Mukena, lomba kultum ngaji ala Difa, serta agenda Ramadlan sehat cegah stunting bersama ibu hamil,” ungkap Awin.
Terpisah, Dewi Winarti Ketua PW Fatayat NU Jawa Timur menjelaskan bahwa, segala macam kegiatan Harlah dilakukan secara sederhana, demi menjaga suasana tetap kondusif di tengah Pandemi Covid-19.
Meski demikian, hal ini tidak mengurangi esensi pesan yang ingin disampaikan kepada seluruh perempuan di Jawa Timur. Fatayat NU Jawa Timur semakin menegaskan langkahnya untuk pendampingan dan penguatan kelompok perempuan produktif dalam beradaptasi dengan tantangan masa kini.
Menurutnya, Fatayat NU harus mampu membaca dinamika pergerakan zaman dan bisa menjadi rujukan pengetahuan dengan tetap berpegang teguh pada nilai tawassuth (moderat), tawazzun (serimbang), tasammuh (toleran), dan i’tidal (tegak lurus) serta amar ma’ruf nahi mungkar.
Untuk ragam kegiatan ini digelar sebagai salah satu cara meneladani semangat perjuangan para pendiri Fatayat NU dalam mensyiarkan Ahlussunnah wal jama'ah dalam bingkai ketahanan perempuan.
Editor: Romza
Terpopuler
1
Sound Horeg Diharamkan, Ini Penjelasannya
2
Di Balik Klaim NU: Membedakan Antara Cinta dan Catut
3
Pondok Besuk Pasuruan: Sound Horeg Hukumnya Haram
4
Sejumlah Peristiwa Penting Kenabian dan Kosmologis di Bulan Muharram
5
Holiday Pesantren Darun Nun, Tempat Liburan Edukatif yang Menyenangkan bagi Santri Cilik
6
Lora Ismail Jelaskan Alasan Sound Horeg Haram
Terkini
Lihat Semua