• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Tabuh Maghrib NU Jatim Bahas Hubbul Wathan dan Literasi Kewarganegaraan

Tabuh Maghrib NU Jatim Bahas Hubbul Wathan dan Literasi Kewarganegaraan
Kegiatan tabuh maghrib oleh PWNU Jawa Timur. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
Kegiatan tabuh maghrib oleh PWNU Jawa Timur. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar program Tabuh Maghrib bertajuk ‘Hubbul Wathan dan Literasi Kewarganegaraan’ di Aula KH Bisri Syansuri, lantai 1, Gedung PWNU Jatim, Rabu (13/03/2024).


Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jatim, Abdul Mujib menyampaikan slogan hubbul wathan minal iman atau mencintai tanah air bagian dari iman yang sebenarnya sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW.


“Rasulullah sangat ingat dimana lahir dan dibesarkan. Rasulullah bangga dengan tanah kelahirannya,” katanya.


Hal tersebut menurutnya menjadi landasan KH Wahab Hasbullah meyakinkan warga NU untuk mencintai tanah air Indonesia. Ia menyebut, NU tidak bisa diragukan lagi dalam hal wawasan kebangsaan. Dalam konteks berbangsa bisa dilihat bagaimana sikap patriotisme warga NU dalam berjuang.


“Kita dulu diingatkan semboyan Bung Tomo sebelum perang harus sowan terlebih dulu ke KH Hasyim Asy’ari. Semangat cinta tanah air inilah yang menjadikan warga bangsa untuk berjuang memerdekakan Indonesia,” terangnya.


Sementara Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PWNU Jatim, Listyono Santoso mengatakan, literasi kewarganegaraan sebenarnya terkait dengan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Hal ini penting untuk diletakkan pada politik kebangsaan.


“Indonesia kan bukan negara agama, juga bukan negara kesukuan. Sebagai negara bangsa maka kita perlu memberikan pemahaman secara baik bahwa konsep negara bangsa sudah selesai dan final,” ungkapnya.


Dijelaskan, jika faham akan hak dan kewajiban sebagai warga bangsa akan menjalankan hak dan kewajiban itu dengan baik. Tidak ada negara yang memiliki sekian banyak suku. Karena kondisi yang demikian berbeda tidak boleh melemahkan sebagai warga negara.


“Sehingga orang Madura, Sunda, Papua harus memiliki pemahaman kebangsaan yang sama. Ini yang harus difahamkan kepada warga negara. Inilah yang disebut literasi kewarganegaraan,” tandasnya.


Diketahui, kegiatan yang diikuti lembaga, badan khusus, dan Badan Otonom (Banom) NU di lingkungan PWNU Jatim itu disiarkan secara langsung di kanal YouTube TV9.

 


Metropolis Terbaru