• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Metropolis

Tanggal 15 dan 16 Juli, Pastikan Cek Arah Kiblat Masjid dan Mushala

Tanggal 15 dan 16 Juli, Pastikan Cek Arah Kiblat Masjid dan Mushala
Lakukan pengecekan arah kiblat pada 15 dan 16 Juli 2023. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Lakukan pengecekan arah kiblat pada 15 dan 16 Juli 2023. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Surabaya, NU Online Jatim

Bagi para takmir masjid dan mushala, ada kesempatan untuk memastikan posisi arah kiblat. Hal tersebut seiring imbauan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) RI yang meminta umat muslim Indonesia untuk mengecek arah kiblat. Waktu dimaksud adalah pada Sabtu dan Ahad, yakni tanggal 15 dan 16 Juli 2023 atau 26 dan 27 Dzulhijah 1444 H karena bersamaan dengan istiwa a’zam.


Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar), Kementerian Agama RI, H Adib menjelaskan istiwa a’zam merupakan saat di mana matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah. Hal ini perlu dilakukan, karena pada tanggal tersebut akan terjadi peristiwa istiwa a’zam atau rashdul kiblat.

 

“Peristiwa istiwa a’zam atau rashdul kiblat akan terjadi pada hari Sabtu dan Ahad, tanggal 15 dan 16 Juli 2023 bertepatan dengan 26 dan 27 Zulhijah 1444 Hijriah pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA, matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah,” kata H Adib dilansir laman Kemenag RI beberapa waktu berselang.

 

Oleh karena itu, arah kiblat pun akan searah dengan matahari, ditandai dengan bayang-bayang benda tegak lurus yang akan membelakangi arah kiblat. Hal itu didasarkan atas tinjauan astronomi atau ilmu falak.


“Ini adalah waktu yang tepat bagi kita, umat muslim Indonesia untuk kembali mengecek arah kiblat,” imbuhnya.


Menurut H Adib, ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi arah kiblat, seperti menggunakan kompas dan teodolit. Namun, umat Islam juga dapat memastikan arah kiblat dengan cara melihat arah bayangan benda.


“Dalam kondisi seperti ini, yang perlu diperhatikan dalam pedoman arah kiblat adalah, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau menggunakan lot/bandul, permukaan dasar harus datar dan rata, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, dan Telkom,” tandasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru