NU Online

Ketua LP Maarif PBNU: 4 Hal Penting Bangun Peradaban Madrasah

Jumat, 3 Juni 2022 | 14:00 WIB

Ketua LP Maarif PBNU: 4 Hal Penting Bangun Peradaban Madrasah

Ketua Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Maarif NU, Muhammad Ali Ramdhani

Surabaya, NU Online

Ketua Pengurus Pusat (PP) Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU, Muhammad Ali Ramdhani mengungkapkan, mekanisme membangun peradaban diawali dengan membangun sistem pendidikan. Untuk itu, diperlukan tata bangunan episentrum pendidikan melalui madrasah unggulan yang dapat dijadikan ruang dalam menciptakan peradaban bagi generasi bangsa.


“Madrasah hari ini sudah menjadi kepercayaan masyarakat. Madrasah merupakan sekolah yang bercirikan keagamaan, tempat yang aman, nyaman dan tepat bagi masyarakat Indonesia. Karena madrasah menjamin 2 dimensi kehidupan, tidak hanya menjaga kognitif namun mengajarkan bagaimana menjaga metakognitif,” ujarnya saat Halal Bihalal dan Rapat Kerja Wilayah LP Ma’arif NU Jawa Timur di Surabaya, Rabu (01/06/2022).


“Hari ini kita harus berbangga, terbukti madrasah menjadi tempat destinasi warga manapun untuk mempelajari hidup dan kehidupan dan menjamin dua dimensi kehidupan,” tuturnya.


Ramdhani menerangkan, ada tiga hal yang perlu ditekankan pada kegiatan ini, yakni mengenai penguatan ideologi, transformasi digital dan menciptakan episentrum pendidikan mewujudkan madrasah unggulan sebagai ruang pencipta peradaban bagi generasi bangsa.


“Maka, hiduplah untuk senantiasa beradaptasi dengan zaman,” tegasnya.


Dikatakan Dhani, transformasi digital menjadi bagian dari cara untuk memberikan pengabdian secara optimal dalam hal pendidikan.


“Untuk itu, saya sangat mengapresiasi atas adanya pencanangan transformasi digital pada LP Ma’arif NU Jatim,” ungkapnya.


Dalam menciptakan ruang peradaban, lanjut Ramdhani, ada empat hal yang perlu diperhatikan pada setiap lembaga pendidikan. Empat hal tersebut yang pertama, madrasah harus mampu menjaga dengan baik psikologi anak didik.


“Madrasah harus bisa menangkal bahaya yang dapat mengganggu psikologi anak, seperti adanya bullying,” jelasnya.


Yang kedua, kata Dhani, madrasah harus bisa menjaga kondisi fisik dari siswa. Madrasah tidak hanya mementingkan kemampuan kognitif siswa, namun fisik juga harus selalu diperhatikan, seperti menghindari kekerasan.


“Kecerdasan yang menjadi hakikat pada seseorang adalah sehat secara fisik dan mental,” kata Ramdhani.


Ketiga, madrasah harus mampu menumbuhkembangkan kemampuan sosial siswa didik.


“Madrasah sebuah kawah candradimuka dan sebuah wadah proses menciptakan generasi bangsa yang bisa berkolaborasi, maka ciptakan alumni-alumni yang bisa bersosial dan bekerjasama sebagai super team,” ungkap Dhani.


Ramdhani berpesan agar madrasah terus membuka cakrawala kognitif bagi anak bangsa. “Disebut sebagai orang yang kompetitif yakni seseorang yang mumpuni dari sisi keilmuan dan memiliki ketrampilan yang kokoh serta memiliki akhlakul karimah,” pungkasnya.


Kontributor: Yuyun Wulandari​​​​​​​
Editor: Zunus Muhammad