• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Nusiana

Saat Ustadz Ma’ruf Khozin Mengakui Kelemahannya

Saat Ustadz Ma’ruf Khozin Mengakui Kelemahannya
Ustadz Ma'ruf Khozin saat menemani sang istri belanja. (Foto: NOJ/Istimewa)
Ustadz Ma'ruf Khozin saat menemani sang istri belanja. (Foto: NOJ/Istimewa)

Ustadz Ma’ruf Khozin termasuk tokoh agama yang memanfaatkan media sosial untuk menebar kebaikan. Postingan di Facebook misalnya, selalu ramai dibagi ulang dan dikomentari hingga ratusan jamaah.

 

Hal tersebut bukannya tanpa alasan. Kelebihan alumnus Pesantren Ploso, Kediri ini menyampaikan pesan keagamaan dengan singkat dan padat. Penjelasannya juga mudah dipahami. Dan yang tidak kalah penting adalah menyertai status dengan referensi dari kitab mu’tabar.

 

Bahkan tidak jarang, sejumlah kiai dan kalangan akademisi yang turut memberikan apresiasi. Termasuk Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Prof Abd A’la.

 

“Salah satu kelebihan Gus Ma’ruf Khozin adalah penyebutan sumber rujukan. Luar biasa. Alfu barakah,” kata Prof A’la suatu ketika.

 

Namun, pujian dari mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut justru ditanggapi dengan guyonan. Hal itu juga yang memang menjadi kelebihan Ustadz Ma’ruf Khozin.

 

“Ada kekurangan juga Yai Prof, kurang nekat dan takut istri,” ungkap Ketua Pengurus Wilayah Aswaja NU Center Jawa Timur ini.

 

Saat itu Ustadz Ma’ruf Khozin berstatus seperti ini:

Kriteria Majelis Ilmu

 

ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ: ﻻ ﺗﻘﻌﺪﻭا ﻣﻊ ﻛﻞ ﺫﻱ ﻋﻠﻢ ﺇﻻ ﻋﺎﻟﻢ ﻳﺪﻋﻮﻛﻢ ﻣﻦ اﻟﺨﻤﺲ ﺇﻟﻰ اﻟﺨﻤﺲ ﻣﻦ اﻟﺮﻏﺒﺔ ﺇﻟﻰ اﻟﺰﻫﺪ ﻭﻣﻦ اﻟﻜﺒﺮ ﺇﻟﻰ اﻟﺘﻮاﺿﻊ ﻭﻣﻦ اﻟﻌﺪاﻭﺓ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺤﺒﺔ ﻭﻣﻦ اﻟﺠﻬﻞ ﺇﻟﻰ اﻟﻌﻠﻢ ﻭﻣﻦ اﻟﻐﻨﻰ ﺇﻟﻰ اﻟﺘﻘﻠﻞ

 

Dari Jabir secara Marfu': Janganlah duduk bersama orang yang berilmu kecuali ia mengajak dari 5 hal kepada 5 hal lainnya; dari cinta materi secara berlebihan menuju Zuhud, dari sombong menuju rendah hati, dari permusuhan menuju kecintaan, dari bodoh menuju ilmu dan dari mengumpulkan kekayaan menuju ridha dengan pemberian yang sedikit. (HR Ibnu Najjar, dikutip oleh Al-Hafidz As-Suyuthi dalam Al-Laali Al-Masnu'ah)

 

Jadi tahu kan, kekurangan Ustadz Ma’ruf Khozin?

 


Editor:

Nusiana Terbaru