Cak Ipul, Sang Penggerak Literasi Media NU
Kamis, 13 Juni 2024 | 19:00 WIB

Ki-Ka: Syaifullah Ibnu Nawawi (Pemred NU Online Jatim) dan M Said Hudaini Kadmi (Pemred TV). Keduanya tokoh LTNNU Jatim, sebagai Wakil Ketua LTNNU Jatim yang telah berpulang. (Foto: NOJ/ Istimewa)
Ahmad Karomi
Penulis
Perkenalan saya dengan SyaifullahĀ Ibnu NawawiĀ atau yang akrab disapa CakĀ IpulĀ bermula dari keterlibatan saya di LTNNU Jatim 2015. Saat rapat kecil di kantin PWNUĀ Jatim, Gus NajibĀ (Ketua LTNNUĀ Jatim)Ā memperkenalkan saya kepada beberapa pengurus lama yang dapat dimintai advice dan arahannya. Salah satunya adalah Cak Ipul, begawan literasi dari majalah Aula dan NU Online.
Cak Ipul mengusulkan agar LTN berkolaborasi dengan beberapa media seperti Majalah Aula, NU Online, pwnujatim.or.id dan juga membikin website sendiri. Sehingga kemudian lahirlah halaqoh.net.
Saya dan Cak Ipul ditugaskan oleh Gus Najib mengelola website tersebut. Cak Ipul bagian newsĀ atau berita, dan kegiatan LTN, saya bagian biografi dan kisah para ulama. Saya yang masih newbie merasa minder dan matur: "Kulo belum bisa menulis bagus,"Ā kataku.
"Ga papa, yang penting ditulis, nanti ditata bareng,"Ā katanya.
Beberapa berita tentang kegiatan LTN pun dihandleĀ olehnya, sedangkan kisah keteladanan, biografi para ulama, saya yang menulis namun melalui monitoring dan editingnyaĀ Pak Ipul. Tak jarang beliau mengoreksi dan njapri saya jika ada kekeliruan dalam tulisan saya.
Misalnya, biografi KH Miftachul Akhyar ketika diangkat Pj Rais AamĀ PBNU yang saya tulis, maupun kisah tentang kewalian Gus Kelik yang ditulis Pak Ifdlol, itu semua langsung diedit oleh Cak Ipul hingga viral.
"Sing penting ditulis," tegas pemilik nama alias Ibnu Nawawi ini.
Melalui ketelatenan dan program literasi yang digagas LTN mendapat sambutan hangat dari beberapa kalangan. Bahkan Madrasah Jurnalistik yang dikomandoi CakĀ Ipul menjadi program andalan LTN Jatim. Belakangan program ini beralih nama menjadi Literacy Center.
Arahan dan bimbingan beliau khususnya kepada saya tidak cukup dalam program internal LTN saja, sebab di kesempatan lain, CakĀ Ipul mengajak saya bergabung di NU Online Jatim untuk mengisi khutbah Jumat bahasa Jawa dan konten Keislaman. Baginya, rubrik khutbah Jumat bahasa Jawa dan Keislaman harus dibanjiri oleh alumni pesantren.
"Teman-teman pesantren itu sebenarnya kaya gagasan, padat konten, hanya saja belum terbiasa menuliskannya di media. Mereka perlu dikancani," nasihat Cak IpulĀ yang saya ingat hingga saat ini.
Saya pun menyanggupi untuk mengajak teman-teman alumni pesantren, utamanya Ma'had Aly agar mengirimkan naskah keislaman untuk NU Online Jatim. Beliau mengingatkan agar menulis sebanyak-banyaknya untuk NU Online Jatim. Sebab, NU Online adalah media yang tepat untuk mengabadikan tulisan para kader dan teman-teman pesantren.
Ada satu perkataan yang saya ingat poinnya adalah: "Kaderisasi itu bukan sekadar pelatihan, tapi juga membimbing hingga mandiri. Tak peduli dia kelak akan menjadi tokoh besar yang akan ingat kita ataukah tidak, yang penting tugas kita sekarang adalah membimbing dan mengantarkannya sukses. Tidak lebih dari itu."
Apresiasi dan kecintaan beliau terhadap kolega maupun kader-kadernya (beliau mengistilahkan anak-anak) bukan isapan jempol belaka. Entah berapa puluh kader yang dikasih oleh-oleh kaos, sarung, sebagai tanda kasih.Ā
Masih hangat dalam kenangan teman-teman NU Online, betapa pedulinya beliau terhadap beberapa kadernya yang tengah kesulitan ekonomi, sakit parah, dan seterusnya. Beliau berusaha mencarikan obat, maupun dermawan yang siap membantu pengobatan kadernya yang sakit.
Saya sebagai sahabat, murid, partner yang kerap mendapat bimbingannya, merasa bahwa tulisan ini tidak akan mampu menggambarkan sosok Cak Ipul yang telaten, sederhana, ngemong, penuh kasih, loman, ahli silaturahim.Ā
Lebih dari itu, cinta kasihnya kepada keluarga beliau tunjukkan dalam beberapa postingannya; mengantarkan anak ke stasiun, menjemput anak istri, hingga pernikahannya. Beliau memang suka berbagi keharmonisan, kebersamaanĀ dan jauh dari rasan-rasan maupun status provokatif.
Tulisan ini sekadar pengingat untuk kita semua, bahwa media NU sangat kehilangan sosok besar yang separoh hidupnya diabdikan untuk jamiyah. Semoga kita dapat melanjutkan perjuangannya membesarkan media NU dan mengkader generasi muda.
Sebagai pamungkas tulisan, saya teringat sebuah syair yang disenandungkan oleh Gus Dur yang dikutip dari syiiran Arab:Ā
ŁŁŲÆŲŖŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŁŁŁ ŁŲ§ŲØŁŁ Ų¢ŲÆŁ
Ł ŲØŲ§ŁŁŲ§Ł
ŁŲ§ŁŁŁŁŲ§Ų³ ŲŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¶ŲŁŁŁŁŁ Ų³ŁŲ±ŁŲ±Ų§Ł
ŁŲ§Ų¹Ł
ŁŁ ŁŁŁŁŁŲ³ŁŁ Ų£Ł ŲŖŁŁŁ Ų„Ų°ŁŲ§ ŲØŁŁŁŲ§
ŁŁŁ ŲŁŁŁ Ł
ŁŁŲŖŁŁŁ Ų¶Ų§ŲŁŁŲ§Ł Ł
Ų³Ų±ŁŲ±Ų§Ł
Artinya: "Hai Anak Adam engkau terlahir dari rahim Ibumu dalam keadaan menangis, sedangkan orang di sekitarmu riang gembira akan kelahiranmu".
Maka bersungguh-sungguhlah untuk dirimu sendiri sebagai bekal di harimu mati nanti, engkau pergi (meninggal) dalam keadaan tersenyum bahagia, sedangkan orang di sekitarmu menangisi kepergianmu.
Ala kulli haal, bagi saya, Cak IpulĀ sukses menorehkan tinta emas.Ā Beliau telah pergi dalam keadaan tersenyum. Namun harus kita ingat, bahwa semangat beliau untuk nguripiĀ media NU tetap membersamai kader-kadernya dan berjuang untuk membanjiri media dengan konten positif, utamanya di media NU.
*) Sekretaris LTNĀ PWNU Jawa Timur dan Redaktur Keislaman NU OnlineĀ Jatim.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menata Hati dengan 7 Perbuatan
2
Mensos Gandeng PPATK Telusuri Penerima Bansos Terindikasi Main Judol
3
Garda Fatayat NU Jatim Terima 100 Bibit Tanaman dari BPBD untuk Dukung Ketahanan Pangan
4
Distribusikan Benih Padi, Langkah Ansor Jatim Perkuat Ketahanan Pangan
5
Pesantren Bebas Kekerasan: Nawaning Nusantara Siapkan Satgas dan Edukasi Seksual
6
5 Dosen UIN KHAS Jember Ikut Terlibat dalam Penyusunan Raperda MDT
Terkini
Lihat Semua