Oleh: Muzanni *)
Hari ini, 24 April 2025, Gerakan Pemuda Ansor atau GP Ansor merayakan kelahirannya yang ke-91. Usia yang tak lagi muda untuk sebuah organisasi kepemudaan. Walaupun demikian, GP Ansor dan semua entitasnya tak boleh jumawa. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan, baik yang bersifat internal dan eksternal, mewujudkan cita-cita para pendiri.
Dulu tahun 1924, sebelum Muktamar ke-9 Nahdlatul Ulama (NU) digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, seorang ulama masyhur menghimpun para pemuda Tanah Air untuk melawan penindasan yang masih berlangsung. Para pemuda yang mayoritas santri merasa terpanggil. Mereka tak hanya meyakini perintah gurunya untuk bergerilya melawan penjajah, tapi semangat nasionalisme yang menggebu mempermudah langkah kakinya untuk bergabung di dalam wadah yang kemudian bernama Syubbanul Wathan, kelompok pemuda yang cinta Tanah Air.
Nama tersebut kemudian menjadi judul mars heroik di lingkungan keluarga besar NU hingga hari ini. Mars 'Yalal Wathan', sebutan lain Syubbahul Wathan, mengandung banyak nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan persatuan. Mars ini hingga kini menggugah orang-orang yang mendengarnya untuk cinta Tanah Air, hingga menguatkan persatuan dan pengabdian.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan kondisi sosial kebangsaan waktu itu, organisasi kepemudaan tersebut sempat kembang-kempis. Dari Syubbanul Wathan, Ansor Nahdlatul Ulama atau ANO, Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama, hingga akhirnya dikukuhkan sebagai organisasi modern menjadi Gerakan Pemuda Ansor atau GP Ansor. Pada tanggal 24 April 1934, di sela Muktamar NU di Banyuwangi, GP Ansor ditetapkan sebagai badan otonom NU.
Melalui GP Ansor, KH Abdul Wahab Chasbullah, sang ulama masyhur pemakarsa, telah menancapkan pondasi yang berakar kuat pada semangat kebangsaan, karakyatan, kepemudaan, dan keagamaan. Tugas kader GP Ansor hari ini adalah senantiasa menghidupkan semangat Mbah Wahab, sebutan akrab sang singa podium, di dalam derap langkah pengabdian. Merawat nilai-nilai kebenaran dan pengabdian. Menghidupkan ruh perjuangan.
GP Ansor Hari Ini
GP Ansor di Jawa Timur telah melalui pahit manisnya perjuangan. Melakukan perbaikan dari masa ke masa. Menghadapi tantangan dan perubahan zaman, GP Ansor tak ubahnya sebuah tanaman berbuah. GP Ansor telah mengalami masa tanam, masa paceklik, hingga masa panen. Masa tanam dimulai sejak tonggak organisasi dikukuhkan oleh para pendiri. Pada masa-masa awal ini GP Ansor menata diri. Membentuk jati diri sebagai sebuah organisasi modern.
Masa tanam dimulai sejak sebelum Indonesia merdeka hingga mulai berkembang pasca kemerdekaan. GP Ansor menjadi wadah perjuangan kalangan muda NU membumikan nilai-nilai agama Islam dengan manhaj atau cara pandang Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Di masa ini GP Ansor dengan segenap daya dan upaya ikut andil dalam perjuangan bangsa. Saat berjuang melawan penjajah, segenap kader GP Ansor di berbagai daerah ikut memanggul senjata tanpa meriam. Bambu runcing di tangan, semangat membela Tanah Air terpatri di dalam dada.
Setelah masa tanam, GP Ansor untuk beberapa lama mengalami masa ‘paceklik’. Masa paceklik ini ditandai oleh beragam faktor eksternal yang cukup menghambat perjuangan. Saat orde baru misalnya, tekanan pemerintah ke pelbagai elemen organisasi kemasyarakatan cukup kuat. Ruang gerak dan dakwah organisasi secara umum terbatas. Beberapa pengurus GP Ansor yang bekerja di pemerintahan ‘dipaksa’ untuk menanggalkan baju kebesaran organisasi. Tak sedikit mereka yang bekerja di pemerintahan memilih berhenti mengurus organisasi, atau tetap dengan cara sembunyi.
Perjuangan dan khidmat berorganisasi para kader semakin meluas pasca kran demokratisasi terbuka lebar. Momentum reformasi memberikan kesempatan semua kalangan untuk berserikat dan berkumpul.
Sekarang GP Ansor bisa dikatakan surplus kader. Di Jawa Timur saja, mayoritas kepengurusan GP Ansor hidup hingga ke ranting-ranting atau desa. Terdapat 42 Pimpinan Cabang GP Ansor (setingkat kabupaten/kota), 682 Pimpinan Anak Cabang GP Ansor (setingkat kecamatan), dan delapan ribuan kepengurusan ranting atau setingkat desa. Program kegiatan dan roda organisasi di semua tingkatan ini berjalan hingga saat ini.
Kunci eksistensi GP Ansor berdiri kokoh hingga hari ini ada pada diri kader. Tak terhempas karena badai, atau tenggelam karena gelombang. Dengan segala dinamikanya, GP Ansor dapat melalui tantangan dan rintangan dari masa ke masa. Tugas selanjutnya, para kader GP Ansor di mana pun saja berada, adalah mengoptimalkan segala peluang dan memecahkan segala tantangan dengan satu tekad bersama. Kita merawat warisan para kiai dengan sabar, tekun, penuh dedikasi, dan rasa bakti mengurus organisasi. Tekun melakukan kaderisasi, konsolidasi, dan kreasi, sehingga dapat menghasilkan sumber daya kader yang berdaya saing. Penuh rasa bakti pada kiai.
Menyiapkan Masa Depan
Malcom X, seorang tokoh dan aktivis Muslim Afro-Amerika, pernah berkata, “masa depan adalah milik mereka yang mempersiapkannya hari ini.” Kalimat penggugah ini kiranya dapat menjadi salah satu pemantik bagi semua kader GP Ansor. GP Ansor yang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa jangan sampai sia-sia. Semua kader di semua wilayah wajib mengoptimalkan segala potensi untuk mengukir tinta emas masa depan.
Paska dikukuhkan sebagai pengurus baru pada Ahad (13/04/2025) lalu, Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur sendiri telah membuat cetak biru organisasi menuju organisasi kepemudaan yang mapan di masa depan. Beberapa di antaranya ialah mencetak dan menguatkan sumber daya kader yang mandiri dan berdaya saing, merancang program yang berorientasi pada kerja-kerja kreatif, inovatif, dan berkelanjutan, serta mengokohkan garis perjuangan organisasi dalam satu komando dan satu barisan dengan khidmat meneguhkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah yang menjadi nafas perjuangan NU.
*) Muzanni, Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
MI Aswaja Besole Tulungagung Juara Favorit Festival Balon Udara
3
Amalan-amalan Sunnah Hari Tasyrik, di Antaranya Makan dan Minum
4
Hukum Shalat Makmum di Depan Imam, Sahkah?
5
LAZISNU Nganjuk Tebar Manfaat Kurban pada 1.100 Penerima
6
Haji di Indonesia: Tantangan Antrean dan Biaya
Terkini
Lihat Semua