• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Pantura

Meski Izin Sulit, Gus Nadir Sebut Masjid di Belgia Perlu Didirikan

Meski Izin Sulit, Gus Nadir Sebut Masjid di Belgia Perlu Didirikan
KH Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir. (Foto: NOJ/Luluk Ni'matul Rohmah).
KH Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir. (Foto: NOJ/Luluk Ni'matul Rohmah).

Bojonegoro, NU Online Jatim

Rais Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia dan Selandia Baru, KH Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir menyebut kendati masalah klasik dalam relasi antar agama dan negara soal izin pendirian tempat ibadah kerap terjadi, pendirian masjid di Belgia perlu dilakukan dan mendapat dukungan.

 

“Hal ini karena demikian pentingnya masjid bagi kaum muslim di luar negeri, khususnya Belgia, yang menjadi kaum minoritas dan kerap kesulitan mendapat akses tempat ibadah,” ujarnya.

 

Hal tersebut disampaikan Gus Nadir saat 'Tadarus Keislaman dan Kebangsaan', Ahad (19/09/2021). Acara digelar oleh Yayasan Nusantara Cultural Center (NCC) Belgia bersama Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Eropa dan komunitas mahasiswa di sejumlah negara.

 

Dosen senior Monash University Australia itu menceritakan pengalamannya dengan mahasiswa yang non-Muslim. Saat ia bertanya terkait proposal pengajuan pembangunan masjid, seorang mahasiswa bule setuju. Namun ia menolak jika masjid tersebut didirikan di sebelah rumahnya.

 

“Kejadian ini menunjukkan sulitnya mendirikan masjid di Eropa, Australia dan sekitarnya. Lumrahnya hal ini selalu berujung di pengadilan,” tutur Gus Nadir.

 

Gus Nadir menyebutkan, ada hal yang perlu  diketahui oleh masyarakat di tanah air. Bahwa di luar negeri terbangun stereotipe bahwa harga rumah dan tanah menjadi turun ketika ada masjid yang berdiri di wilayahnya.

 

“Hal ini menunjukkan bukan karena anti Islam, melainkan persoalan sekuler atau alasan perekonomian,” imbuh penulis buku Tafsir Al-Qur’an di Medsos ini.

 

"Ada pula yang merasa ketika masjid didirikan, wilayah sekitarnya menjadi bising sebab adzan yang berkumandang. Ini berbeda sekali dengan di Indonesia yang berlomba-lomba dan kenceng-kencengan speaker saat mengumandangkan adzan," ungkapnya.

 

Alasan lain sulitnya mendirikan masjid di luar negeri adalah adanya anggapan umat muslim susah diatur. Menurut mereka, umat Muslim kerap parkir sembarangan sehingga akses jalan terganggu.

 

“Kaitannya dengan masjid, jika umumnya umat disana ke tempat ibadah sepekan sekali, umat Islam sehari bisa sampai lima kali. Belum lagi ditambah hari Jum'at dan dua hari raya. Jadi menurut mereka itu sangat menggangu," jelasnya.

 

Terlepas dari alasan tersebut, Gus Nadir menyampaikan masjid tetap penting untuk didirikan. Mengingat saat pertama kali bepergian, khususnya di luar negeri, yang pertama kali dicari oleh umat Muslim adalah arah kiblat dan masjid, baru setelah itu makanan yang halal.

 

 

“Karenanya, kehadiran masjid di luar negeri menjadi sebuah anugerah bagi umat Islam. Mari kita dukung pembangunan masjid di Belgia agar berjalan dengan lancar dan barakah,” pungkasnya.

 

Editor: A Habiburrahman


Pantura Terbaru