Sebanyak 88 Tumpeng Sambal Terong Bakar Warnai Harlah Ansor di Lamongan
Selasa, 26 April 2022 | 23:00 WIB

88 tumpeng sambal terong saat Harlah Ansor di Maduran Kabupaten Lamongan. (Foto: NOJ/ Titik Nurma'rufah)
Titik Nur Ma'rufah
Kontributor
Lamongan, NU Online Jatim
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan menyelenggarakan resepsi puncak Hari Lahir (Harlah) ke-88 organisasinya, Ahad (24/2/2022). Uniknya, dalam kegiatan yang dipusatkan di Masjid Jami’ Baitu Rohman Desa Siwuran Kecamatan Maduran tersebut Ansor menyajikan 88 tumpeng sambal terong bakar.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Lamongan KH Abdul Ro'uf, Camat Maduran, Jajaran Rais Syuriah dan Tanfidziyah beserta Banom Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Maduran.
KH Abdul Ro'uf dalam kesempatan tersebut mengatakan, Harlah GP Ansor menjadi momentum untuk merefleksikan agar selalu bersandar pada perintah dan pesan dalam Al-Quran dalam menjalankan roda organisasi.
"Mari kita sama-sama bermunajat kepada Allah SWT agar amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Jangan lupa selalu bersedekah, lebih-lebih di bulan yang mulia ini," kata pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Qulub Lamongan tersebut.
Sukirno selaku Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Maduran menyampaikan, rangkaian peringatan Harlah GP Ansor ke-88 PAC GP Ansor Kecamatan Maduran di antaranya doa bersama, hataman Al-Qur'an 30 juz, santunan anak yatim, pengajian umum dan turnamen futsal.
"Alhamdulillah, kepengurusan PAC GP Ansor Maduran dinilai mengalami perkembangan dan selalu terlibat dalam setiap agenda yang melibatkan para ulama atau kiai, khususnya kalangan NU dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi," ujarnya.
Ia berharap, pengurus GP Ansor tetap solid serta terus bergerak di setiap ruang dengan menyesuaikan perkembangan zaman.
Sementara itu, Jazuli, pengurus Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor (MDS RA) Muduran menyampaikan, pihaknya membuat tumpeng sebanyak 88 tumpeng sesuai usia Ansor.
Menurutnya, secara falsafah, tumpeng berasal dari adat istiadat Jawa yang masih relevan dengan ajaran agama Islam untuk hidup guyup rukun.
"Makan nggak makan pokok kumpul. Begitu kan? jadi filsafatnya itu, makan bersama-sama sebagai simbol dari ajaran Nahdlatul Ulama yang nyambung dengan adat istiadat di Jawa," tandasnya.
Adapun 88 tumpeng tersebut dimakan bersama-sama setelah pengajian usai. Seluruh hadirin tampak kompak menyantap hidangan tersebut.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
Khutbah Jumat: Ibadah Kurban dan Ikhtiar Meneguhkan Silaturahim
3
Makna Idul Adha: dari Ritual Agama menuju Revolusi Kepedulian
4
3 Amalan Sunnah Istimewa di Hari Tasyrik
5
Khutbah Idul Adha: 3 Hikmah Hari Raya Kurban
6
PWNU Jatim Terima Puluhan Sapi Kurban dari Gubernur Hingga Partai Politik
Terkini
Lihat Semua