• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Pemerintahan

Pesantren Al-Munawariyah Malang Latih Keterampilan Santri dengan Produk Fashion

Pesantren Al-Munawariyah Malang Latih Keterampilan Santri dengan Produk Fashion
Kegiatan santri Al-Munawariyah Malang. (Foto: NOJ/yt)
Kegiatan santri Al-Munawariyah Malang. (Foto: NOJ/yt)

Malang, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Al-Munawariyah Malang didirikan oleh KH Muhammad Maftuh Syahid pada tahun 1402 Hijriyah. Pesantren yang berlokasi di Desa Sudimoro, Kecamatan Bululawang, Malang Jawa Timur ini memiliki lembaga pendidikan Madrasah Islamiyah Al-Munawariyah (MIM), dengan program Dirasatul Qur’an dan Tahfidzul Qur’an. Sedangkan pendidikan formalnya adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Munawariyah.

 

Pesantren yang menaungi 2500 santri ini memiliki badan usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para santri dan pengembangan unit usaha pesantren.

 

“Kami mendirikan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) untuk memenuhi kebutuhan santri,” kata Zainul Mustofa, Manajer Bisnis Center pada Senin (23/11/2020).

 

Kopontren Al-Munawariyah berbeda dengan pesantren lain karena memiliki produk unggulan fashion.

 

“Produk fashion kami meliputi pakaian jadi dan aksesoris. Kegiatan ini kami jalankan karena bertujuan untuk melatih keterampilan para santri, sekaligus meningkatkan ekonomi pesantren,” ujarnya.

 

Dalam bidang pemasaran, manajemen pesantren memiliki beberapa strategi untuk mencapai target penjualan.

 

“Salah satunya dengan pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan. Dimana dalam produk kreatif tersebut siswa diajarkan untuk mempromosikan produk-produk pesantren melalui media sosial sekaligus saat acara besar pesantren,” jelasnya.

 

Saat ini pesantren juga membentuk tim pemasaran di luar pesantren. Terutama melalui marketplace, media sosial, dan jaringan alumni.

 

“Kami juga memanfaatkan adanya marketplace dan jaringan alumni untuk memasarkan produk,” terangnya.

 

Dengan pembelajaran dan strategi pemasaran yang sedemikian rupa, jumlah produksi pakaian jadi mencapai 100 pcs per bulan dengan omzet sekitar 10 juta rupiah.

 

“Kami mampu memproduksi 100 pcs per bulannya, dengan omzet mencapai 10 juta rupiah,” ucapnya.

 

Dirinya berharap program One Pesantren One Product (OPOP) dapat membantu pesantren dalam meningkatkan kegiatan kewirausahaannya.

 

“Kami memiliki harapan besar terhadap OPOP sekaligus Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mendukung segala jerih payah Al-Munawariyah dalam meningkatkan ekonomi dan memasarkan produk unggulan pesantren,” harapnya.

 

Di akhir penjelasannya, dirinya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur yang telah memberi perhatian khusus terkait geliat ekonomi pesantren.

 

“Tidak lupa kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Gubernur, Khofifah Indar Parawansa yang telah memberikan perhatian terhadap potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pesantren,” pungkasnya.

 

 

Editor: Risma Savhira


Pemerintahan Terbaru