• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Pemerintahan

Pesantren Baitus Surur Mojokerto, Olah Duri dan Kepala Lele Jadi Makanan Bergizi

Pesantren Baitus Surur Mojokerto, Olah Duri dan Kepala Lele Jadi Makanan Bergizi
Produk abon lele Pesantren Baitus Surur. (Foto: NOJ/oj)
Produk abon lele Pesantren Baitus Surur. (Foto: NOJ/oj)

Mojokerto, NU Online Jatim

Program One Pesantren One Product (OPOP) disambut baik oleh Pondok Pesantren Baitus Surur, Mojokerto. Pesantren ini telah menggandeng tujuh pesantren lainnya sebagai mitra. Choirul Wahyudi, pengasuh pesantren berharap dengan hadirnya OPOP, banyak pesantren yang bisa menciptakan produk unggulan santri, sehingga ke depan mampu mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren.

 

Pesantren yang terletak di Desa Banjaragung, Kecamatan Puri ini memiliki terobosan baru di bidang kuliner, yaitu olahan abon dari bahan ikan lele. Produk ini dibuat karena di sekitar pesantren banyak terdapat budidaya ikan lele. Melihat potensi tersebut, Wahyudi, sapaan akrab Choirul Wahyudi merintis bisnis abon lele hingga saat ini. Selain itu, menurutnya abon lele produksi Pondok Pesantren Baitus Surur memiliki keunggulan tersendiri.

 

“Selain cita rasa, abon yang kami buat juga berkualitas dan memiliki kandungan gizi yang tinggi,” katanya.

 

Demi menjaga kualitas tersebut, semua proses pengolahan abon lele dilakukan di lingkungan pesantren.

 

“Mulai dari bahan baku sampai pengolahannya dilakukan oleh warga pesantren, yaitu pengasuh, asatidz, santri, dan stakeholder yang terlibat,” ujarnya.

 

Proses perawatan lele di pesantren ini juga berbeda dari yang lainnya. Selain diberi pakan fermentasi, lele juga diberi pakan dari bahan magot atau larva lalat dari jenis black soldier fly.

 

“Sehingga asupan protein untuk bibit-bibit lele bisa tercukupi,” terangnya.

 

Tidak hanya abon dari daging ikan lele yang diproduksi, namun Wahyudi, sapaan akrab Choirul Wahyudi juga mengolah duri yang selama ini dianggap sampah.

 

“Permintaannya juga tidak kalah banyak karena duri mengandung kalsium yang cukup tinggi,” jelasnya.

 

Untuk pengembangan produk, Wahyudi menuturkan kedepannya akan memproduksi kecap dari bahan kepala ikan lele. Sehingga semua bagian lele dapat diolah dan tidak ada yang terbuang.

 

“Saat ini kami sedang mencoba membuat kecap dari kepala ikan lele. Dan kedepannya kami akan pasarkan secara luas,” tambahnya

 

Melalui produk olahan berbahan dasar ikan lele ini, Wahyudi berharap agar anak-anak semakin gemar makan ikan.

 

“Ikan memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan bisa mencegah stunting pada anak,” pungkasnya.


Pemerintahan Terbaru