• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pendidikan

7 Tips Hidup Hemat untuk Mahasiswa dari Dosen Unesa

7 Tips Hidup Hemat untuk Mahasiswa dari Dosen Unesa
Ada 7 tips yang bisa dipraktikkan mahasiswa saat kuliah sebagaimana direkomendasikan dosen Unesa. (Foto: NOJ/Humas)
Ada 7 tips yang bisa dipraktikkan mahasiswa saat kuliah sebagaimana direkomendasikan dosen Unesa. (Foto: NOJ/Humas)

Surabaya, NU Online Jatim

Menjadi mahasiswa adalah sebuah kebanggaan. Akan tetapi saat kuliah di kota besar, salah satu tantangan adalah biaya hidup yang demikian tinggi. Oleh sebab itu, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan agar selama kuliah dapat hidup layak dan hemat. 

 

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Moch Khoirul Anwar mengungkapkan terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan mahasiswa agar bisa lebih hemat mengeluarkan biaya hidup sehari-hari.


1. Kebutuhan bukan Keinginan


“Salah satu yang menyebabkan mahasiswa boros yaitu tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan,” kata Ketua Jurusan Ekonomi Islam ini sebagaimana dilansir unesa.ac.id.

 

Menurutnya, antara keinginan dan kebutuhan sangat berbeda. Seringkali mahasiswa terjebak mendahulukan hal-hal yang diinginkan ketimbang yang dibutuhkan. Ketika memiliki budget, misalnya yang diutamakan adalah kebutuhan pokok terlebih dahulu. Karena mahasiswa tentunya masih kuliah, selanjutkan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan.

 

“Keinginan seringkali ada hasrat untuk gaya-gayaan saja ketimbang melihat fungsi utamanya. Keinginan itu tidak ada habisnya. Semakin diikuti, semakin menjadi-jadi,” terangnya.

 

2. Rencanakan Pengeluaran

Dalam pandangannya, mahasiswa harus membuat rencana pengeluaran bulanan. Ini bisa dirancang mulai dari apa saja yang dibutuhkan dan berapa budget yang harus dikeluarkan dalam satu bulannya.

 

“Selain itu juga perlu membuat semacam batasan maksimal budget yang perlu dikeluarkan. Secara tidak langsung ini akan membiasakan mahasiswa dalam mencari cara bagaimana mendapatkan barang sesuai kebutuhan dengan modal yang secukupnya,” terangnya.

 

Rencana yang dibuat harus dievaluasi di akhir bulan atau saat menyusun rencana pengeluaran bulan berikutnya. Jika off dari target berupa pengeluaran di atas batas maksimal misalnya, bisa dicarikan apa penyebabnya dan bisa dibenahi pada rencana bulan berikutnya.

 

3. Gunakan Uang Tunai

Ternyata ada perbedaan respons psikologis antara belanja menggunakan uang tunai dengan nontunai. Kalau nontunai, orang tak merasa sudah menghabiskan banyak uang. Sementara pakai tunai, kehilangan uang akan lebih terasa dan bikin sesak, apalagi saat berbelanja dengan nominal yang agar besar.


“Penggunaan uang tunai akan memberikan signifikansi yang tinggi dalam menekan pengeluaran keuangan,” kata dia.

 

Ketika mahasiswa terbiasa berbelanja menggunakan uang tunai, maka tidak ada keinginan besar untuk membeli barang lainnya. Sedangkan ketika menggunakan uang non-tunai, ada dorongan untuk membeli barang dalam jumlah porsi yang besar dan kekurangan uang tidak terlalu terasa.

 

4. Gaya Hidup Sederhana

Memang tidak ada yang melarang mahasiswa untuk bergaya, tetapi sebaiknya bergaya itu harus sesuai dengan isi kantong. Gaya hidup yang tak sesuai isi kantong sering menyebabkan kegagalan finansial seseorang. Karena itu, mindset gaya hidup perlu diubah.


“Gaya hidup tak perlu mahal dan branded, yang penting nyaman digunakan dan memiliki fungsi sesuai kebutuhan,” saran dia.

 

5. Sadar Diri

Kendati ada sejumlah mahasiswa yang memiliki pendapatan, tetapi kebanyakan dari mereka masih mengandalkan ‘kiriman’ orang tua. Karena itu, mahasiswa harus menyadari anggaran orang tua yang didapatkan dengan jerih payah hanya untuk kebutuhan kuliah anaknya.


“Uang ini kan hasil kerja banting tulang untuk kuliah anaknya. Kiriman mereka untuk dipakai buat kebutuhan kuliah, bukan buat gaya-gayaan atau untuk membeli hal yang kurang dibutuhkan. Pemberian orang tua harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik,” ucapnya.

 

6. Tidak Hedon

Keborosan yang membuat banyak orang melarat akhirnya yaitu karena terlalu hedon atau mencari kesenangan dan kepuasaan. Hendry Cahyono yang juga dosen FEB mengatakan bahwa sesuatu yang berlebihan memang tidaklah bagus, termasuk dalam gaya hidup.

 

“Kalau mahasiswa sudah mulai menuruti keinginan untuk senang-senang dan menggunakan budget yang terbatas. Nah itu tandanya mulai hedon dan itu harus ditekan,” ucapnya.

 

7. Kurangi Makan di Luar

Makan di luar rumah memang bisa lebih mahal atau lebih murah dari biaya makan hasil buatan sendiri di rumah. Namun, kecenderungannya, makan di luar bisa lebih boros. Godaan ragam pilihan menu yang ada bisa membuat orang kalap.


Agar lebih hemat, sebaiknya bisa masak sendiri di rumah atau membawa bekal dari rumah. Makan di luar bisa saja, tetapi jangan terlalu keseringan.


​​​​​​​“Walaupun misalnya makan di luar, carilah tempat makan yang sehat dan enak tetapi murah,” tandasnya.


Editor:

Pendidikan Terbaru