• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Pendidikan

Erlabi, Alat Pendeteksi Fisik Pesepeda Karya Dosen Unesa

Erlabi, Alat Pendeteksi Fisik Pesepeda Karya Dosen Unesa
Dwi Kurniawan, dosen Unesa penggagas Elarbi. (Foto: NOJ/Mediadestara)
Dwi Kurniawan, dosen Unesa penggagas Elarbi. (Foto: NOJ/Mediadestara)

Sejumlah inovasi terus dilahirkan dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Kali ini salah seorang dosennya berhasil menciptakan inovasi yang diberi nama Elarbi, alat untuk mendeteksi kondisi fisik pesepeda. 


“Inovasi ini berawal dari keresehan kami bersama dosen lain yang melihat banyaknya orang yang mengikuti tren bersepeda, terlebih saat pandemi. Dan sejumlah orang cenderung memaksakan diri untuk bersepeda dengan track yang berat dan panjang,” kata Wahyu Dwi Kurniawan, penggagas Elarbi sebagaimana dilansir laman Unesa. Akibatnya, tidak sedikit yang terlalu kelelahan, pingsan dan ada juga yang kecelakaan. Padahal bersepeda tujuannya untuk sehat.


Dijelaskannya bahwa kelebihan alat yang diciptakannya memiliki sensor khusus yang dipakai di tangan. Fungsinya mendeteksi detak jantung dan saturasi oksigen pesepeda. Saat seseorang berolahraga saturasi oksigennya pasti menurun dan detak jantungnya akan naik. Alat tersebut akan memberikan peringatan apabila saturasi oksigen seseorang di bawah 95 ataupun detak jantung yang meningkat lebih dari 80 persen sebelum bersepeda. 


“Jadi kalau Elarbi sudah mendeteksi seseorang kelelahan, akan muncul peringatan berupa bunyi dan muncul tulisan dilarang menggowes yang akan tertera di layar kecil pada setir sepeda,” terangnya.


Tak hanya itu, alat ini juga dilengkapi dengan komponen kelistrikan yang bisa digunakan pesepeda saat merasa kelelahan atau saat melewati medan yang menanjak. Dengan kata lain, alat ini bisa mengubah sepeda biasa menjadi sepeda listrik. Penggunaan daya dorong listrik ini terdapat enam opsi yang bisa dipilih. Mulai dari opsi full mengayuh sampai opsi full dorongan tenaga listrik.


Dia mengungkapkan selama ini pengguna sepeda listrik hanya mengandalkan tenaga listrik secara penuh untuk pemakaiannya, sehingga inovasi sepeda listrik ini membuat pengguna juga diharuskan berolahraga dengan intensitas yang tepat.


“Alat ini dilengkapi dengan baterai. Pengisiannya memerlukan waktu sekitar dua jam yang bisa digunakan untuk jarak tempuh 38 km pada opsi maksimal. Itu pun bisa bertambah menyesuaikan opsi pesepeda,” tambahnya.


Elarbi yang dapat dipasang di berbagai jenis sepeda ini juga melibatkan dosen lainnya seperti Gusti Putu Asto Buditjahjanto, Agung Prijo Budijono, Awang Firmansyah, dan Susi Tri Umaroh. Dalam pengembangannya, tim dosen tersebut bekerja sama dengan CV Cahaya Berkah Gusti dalam skema program Kedaireka. 


Editor:

Pendidikan Terbaru