• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Pendidikan

Fakultas Vokasi Unesa Pengabdian Kriket Putrajaya di Malaysia

Fakultas Vokasi Unesa Pengabdian Kriket Putrajaya di Malaysia
Pengabdian Unesa di Putrajaya, Malaysia dalam bidang kriket. (Foto: NOJ/kominfo.jatimprov.go.id)
Pengabdian Unesa di Putrajaya, Malaysia dalam bidang kriket. (Foto: NOJ/kominfo.jatimprov.go.id)

Surabaya, NU Online Jatim

Fakultas Vokasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar pengabdian kepada masyarakat Internasional di Putrajaya, Malaysia, khususnya dalam bidang kriket.


Kegiatan dipimpin Dr. Moch. Purnomo, M. Kes, dari jurusan D4 Kepelatihan Olahraga vokasi Unesa dan melibatkan sejumlah staf dan dosen Fakultas Vokasi Unesa, termasuk Wakil Dekan Bidang 2 Dr. Abdul Hafidz, serta Wakil Dekan Bidang 1 Dr. Warju, dan salah satu narasumber dari Unesa adalah Dr. Donny Ardy Kusuma, M. Kes, seorang ahli dalam analisis performa olahraga.


Kriket Putrajaya Malaysia memiliki ambisi untuk membangun kriket dari basis, dimulai dari level grassroot sampai dewasa. Mereka ingin merangsang minat kriket di kalangan anak-anak, dan bahkan merencanakan pembangunan fasilitas pelatihan kriket yang lebih baik di masa mendatang.


Head coach Putrajaya Cricket Association, Hisyam berhasil membentuk tim kriket di level dasar dengan memulai dari hal-hal sederhana seperti permainan fun cricket. Melalui pendekatan ini, minat dan kesenangan untuk kriket tumbuh di kalangan anak-anak.


Selanjutnya, tim kriket tersebut mulai berkompetisi, dan seiring berjalannya waktu, semakin banyak sekolah yang memiliki klub kriket, bahkan mencapai 12 sekolah. Inilah yang memungkinkan pembentukan atlet kriket profesional, beberapa di antaranya sudah mendapatkan panggilan untuk bergabung dengan tim nasional. Tim kriket Malaysia bahkan telah berkompetisi di luar negeri, seperti di California.


“Malaysia memiliki tiga program pengembangan kriket yang mencakup berbagai kelompok usia, mulai dari Cricket Adiwira untuk anak usia 6-12 tahun, T10 untuk usia 6 tahun ke atas, hingga National Championship T20 Blast untuk usia 9-18 tahun,” ujarnya.


Menurutnya, dalam pengembangan program-program ini, mereka sangat membutuhkan masukan dari Unesa terkait bagaimana program ini dapat dikembangkan lebih baik dan cara memonitor performa individu yang lebih efektif.


Pada kesempatan tersebut, H. Salman dari Putrajaya Cricket Association menyoroti beberapa masalah yang dihadapi kriket di Malaysia, khususnya dalam fase adiwira. Ia menekankan pentingnya mengembangkan permainan kriket yang lebih menyenangkan bagi anak-anak, dengan peralatan sederhana yang bisa dimainkan di mana saja.


“Tujuannya adalah agar masyarakat lebih memahami kriket. Selain itu, saya juga menggarisbawahi kebutuhan akan sistem monitoring performa yang lebih baik di kriket Malaysia,” terangnya.


Dalam sambutannya Wakil Dekan Bidang 2 Unesa, Dr. Abdul Hafidz mengatakan, ini merupakan inisisai kerja sama Internasional antar 2 negara yang memiliki kesamaan budaya, bahasa dan usaha dalam meningkatkan kemajuan prestasi olahraga di negara masing-masing. 


Dalam presentasinya, Dr. Donny dan Dr Mochamad Purnomo dari Unesa membahas pembangunan sistem monitoring performa atlet. Ia menyoroti pentingnya membangun kerangka kerja performa olahraga yang efektif, dengan mengacu pada pathway kriket Malaysia yang telah diajukan oleh head coach Hisyam, yaitu memulai dari level dasar atau grassroot.


Dr. Donny juga memperkenalkan berbagai variabel yang perlu dipahami dan dipersiapkan oleh tim untuk membangun kerangka performa olahraga kriket, termasuk aspek fisik, teknik, nutrisi, sosial, kesehatan, dan psikologi. Selain itu, ia menyajikan sebuah software analisis performa atlet yang dikembangkan khusus oleh tim Unesa untuk tim kriket Malaysia.


Pendidikan Terbaru