• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Pendidikan

Halaqoh Diniyah Unisma, Gus Muwafiq Ulas Makna Rahmatan Lil Alamin

Halaqoh Diniyah Unisma, Gus Muwafiq Ulas Makna Rahmatan Lil Alamin
Halaqoh Diniyah Unisma bersama Gus Muwafiq di Auditorium Prof Dr KH M Tholchah Hasan, Gedung Al Asy'ari, Unisma, Kota Malang, Kamis (21/09/2023). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki
Halaqoh Diniyah Unisma bersama Gus Muwafiq di Auditorium Prof Dr KH M Tholchah Hasan, Gedung Al Asy'ari, Unisma, Kota Malang, Kamis (21/09/2023). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki

Malang, NU Online Jatim

Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar Halaqoh Diniyah bersama KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq pada Kamis (21/09/2023). Kegiatan tersebut dipusatkan di Auditorium Prof Dr KH M Tholchah Hasan, Gedung Al Asy'ari, Unisma, Kota Malang.

 

Kegiatan ini mengusung tema 'Meneguhkan Islam Rahmatan lil Alamin di Perguruan Tinggi Menuju Generasi Emas Indonesia'. Ribuan mahasiswa baru dan sivitas akademika Unisma hadir dalam acara ini.

 

"Ini temanya berat, karena berbicara rahmatan lil alamin. Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin. (Kami tidak mengutus Engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS Al-Anbiya': 107). Itu adalah stempel yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, dan stempel itu berarti sekitar tahun 610 masehi," kata Gus Muwafiq mengawali halaqoh.

 

Dirinya menjelaskan, bahwa bahasa sederhana dari masehi itu sendiri merupakan tahun yang didasarkan pada Nabi Isa AS. Maka yang harus dipahami oleh umat manusia adalah bahwa sebelum tahun 600 sudah ada peradaban.

 

"Jangan dikira ketika tahun 610 masehi nabi itu rahmatan lil alamin, dunia masih kosong. Sebab, kala itu dunia sudah penuh peradaban. Kecuali Nabi Adam baru nol (tidak ada) peradaban," ungkap Gus Muwafiq.

 

Akan tetapi, generasi setelah itu, pasca Nabi Adam AS dan Siti Hawa, sejatinya peradaban itu sudah mulai dibangun. Semisal umat Nabi Nuh yang mulai membangun peradaban, umat Nabi Musa yang juga bangun peradaban masing-masing.

 

"Dunia ini sudah berisi peradaban yang banyak. Bahkan pada tahun 450 Masehi di Malang sudah berdiri Kerajaan Kanjuruhan. Jadi, nabi lahir di tengah peradaban," jelasnya.

 

Menurut Gus Muwafiq, Nabi Muhammad SAW ketika diutus menjadi nabi harus melakukan negosiasi dengan seluruh peradaban yang ada di dunia. Hal itu karena dunia kala itu sudah memiliki peradabannya masing-masing. "Persia sudah lebih maju daripada Makkah," tuturnya.

 

Sementara itu, Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri menyampaikan bahwa Halaqoh Diniyah yang diselenggarakan Unisma menjadi starting poin dalam pengembangan kehidupan keagamaan.

 

Di samping, dilakukan pula untuk membangun habit (kebiasaan/rutinitas), menciptakan budaya cinta Al-Qur’an, shalawat, ilmu pengetahuan, dalam pengembangan spiritualitas. “Bukan hanya bagi mahasiswa tapi juga dosen dan karyawan,” tegasnya.

 

Ia mengatakan bahwa Unisma kini terus berupaya mengembangkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan karakter tasamuh, tawassuth, tawazun, taadzun, musawah yang dilandasi dengan amar maruf nahi munkar secara istikamah.

 

"Sehingga alumni Unisma diharapkan menjadi ambasador di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," pungkasnya.


Pendidikan Terbaru