• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Pendidikan

Mahasiswa KKN Unesa Edukasi tentang Pernikahan Dini di Sekolah

Mahasiswa KKN Unesa Edukasi tentang Pernikahan Dini di Sekolah
KKN-T Unesa di Nganjuk 1 menggelar edukasi seputar sexual harassment di berbagai sekolah. (Foto: NOJ/humas)
KKN-T Unesa di Nganjuk 1 menggelar edukasi seputar sexual harassment di berbagai sekolah. (Foto: NOJ/humas)

Surabaya, NU Online Jatim

Kasus kekerasan seksual marak terjadi belakangan ini. Karena itulah, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Nganjuk 1 menggelar edukasi seputar sexual harassment di berbagai sekolah, salah satunya di SMP Negeri 1 Ngetos.


Dicky Hasbyallah, Ketua KKN Unesa mengatakan, berdasarkan hasil wawancara dengan warga dan jajaran pemerintah desa setempat, kasus kekerasan seksual juga terjadi di Nganjuk yang salah satu faktornya yakni pernikahan dini. Kasus pernikahan dini di Desa Kuncir, Kabupaten Nganjuk saja masih ditemui.


“Data yang diperoleh dari instansi terkait di sini saya mencatat terdapat 17 orang di bawah umur 21 tahun nekat melakukan pernikahan. Ini disebabkan karena faktor kehamilan di luar nikah yang mengharuskan mereka menikah,” katanya.


Menurutnya, angka pernikahan dini berdampak pada tingginya angka perceraian di sana. Karenanya ia mencoba memberikan edukasi bagaimana dampak dari adanya pernikahan dini.


“Kalau pun harus dilakukan, apa yang perlu dipersiapkan agar bisa berjalan sesuai harapan. Namun, edukasi ini untuk menekan angka pernikahan dini dan kekerasan seksual,” terangnya.


Sosialisasi dilaksanakan secara bertahap dan melibatkan pemerintah desa atau kelurahan setempat. “Tujuan kami membangun kesadaran dan pemahaman remaja terkait isu pelecehan seksual yang sedang marak,” tegasnya.


Materi yang disampaikan, lanjutnya, meliputi definisi kekerasan seksual, kasus yang didasarkan dengan data terkait, bentuk, serta ancaman. Tidak lupa, kelompok tersebut juga mengajarkan bagaimana cara menyikapi kasus dan batasan interaksi sebagai langkah preventif pada kasus pelecehan seksual.


“Tidak hanya edukasi seksual, pada waktu yang sama pihaknya juga mengadakan konseling terhadap bakat minat yang berfokus pada akademik,” paparnya.


Hal itu juga dilakukan untuk mencegah adanya pernikahan dini yang dapat mengarah pada kekerasan seksual. Pada umumnya, pernikahan dini akan terjadi karena tidak adanya orientasi yang kuat untuk mengenyam pendidikan tinggi.


“Secara sederhana, jika minat pendidikan tinggi naik, maka angka pernikahan dini akan turun, karena mengingat adanya perubahan prioritas masyarakat dari yang sebelumnya menikah berubah prioritasnya pada pendidikan,” tandasnya.


Dengan memiliki visi membangun karir masa depan yang lebih baik membuat remaja bisa berkonsentrasi atau menyibukan diri dengan hal-hal yang bisa membawa mereka ke tujuannya.


Pendidikan Terbaru