
Mahasiswa PPG Unisma menjelaskan tentang menulis puisi untuk generasi muda di SMPN 1 Wajak. (Foto: NOJ/kompasiana.com)
Lina Aulia
Kontributor
Malang, NU Online Jatim
Dalam upaya menumbuhkan kecintaan terhadap sastra sejak dini terus digencarkan. Salah satunya diwujudkan oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang (Unisma) melalui kegiatan bertajuk ‘Menulis dengan Rasa: Workshop Puisi untuk Generasi Muda’ yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Wajak, Malang pada Sabtu (26/04/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh 31 siswa pilihan dari SMP Negeri 1 Wajak yang memiliki ketertarikan khusus pada dunia kepenulisan. Dukungan penuh diberikan oleh pihak sekolah, di antaranya Kepala Sekolah Endang Miswati, Wakil Kepala Bidang Kurikulum Ahmad Syaifullah, serta Tim Literasi SMPN 1 Wajak.
Ketua pelaksana kegiatan, Naufal Ardra Anggaraksa menyampaikan, kegiatan ini dapat menjadi angin segar bagi lahirnya penulis-penulis sastra baru dari generasi muda. "Melalui kegiatan ini, para siswa tidak hanya mengenal sastra, tetapi juga menjadikannya sebagai sarana ekspresi dan aktualisasi diri," ujarnya yang dikutip dari kompasiana.com.
Workshop ini menghadirkan dua pemateri utama. Pemateri pertama adalah Akhmad Tabrani, Assistant Professor dalam bidang Sastra dan Budaya dari Universitas Udayana Bali. Dalam paparannya, ia membagikan cara menemukan ide dan menggali karya sastra sebagaimana dilakukan para sastrawan terdahulu. Tidak hanya berbicara dari sisi akademis, Tabrani juga membagikan pengalamannya sebagai penulis puisi dan cerpen yang telah banyak diterbitkan serta aktif sebagai kurator dan juri dalam berbagai ajang sastra.
Akhmad Tabrani membawakan materi bertema ‘Menggali Ide dan Nilai dalam Karya Sastra’. Ia mengajak peserta menelusuri bagaimana para sastrawan klasik hingga modern menemukan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan sekitar, bahkan dalam perenungan spiritual.
“Puisi bukan hanya bentuk ekspresi keindahan bahasa, tetapi juga ruang refleksi nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan,” katanya.
Pemateri kedua adalah Magic Rukmi Okta Galuh, mahasiswa PPG Prajabatan Unisma dan pegiat sastra lulusan S1 Pendidikan Bahasa Indonesia. Ia mengajak para peserta untuk memahami puisi secara lebih emosional melalui tema ‘Menulis Puisi dengan Rasa’ dengan fokus pada dua kategori utama: rasa senang dan rasa sedih.
Dalam materinya, konsep emosi sebagai bahan dasar penciptaan puisi. Ia membagi dua kategori utama rasa senang dan sedih, serta membimbing peserta untuk mengenali pengalaman personal mereka sebagai sumber inspirasi. Materi ini menekankan bahwa setiap kata dalam puisi seharusnya lahir dari kedalaman rasa, bukan sekadar permainan diksi.
Setelah sesi materi dan refleksi yang menggugah, peserta kemudian dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari enam orang. Masing-masing kelompok ditantang untuk menulis dua puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan: senang dan sedih.
Hasilnya sungguh luar biasa. Puisi-puisi yang ditulis peserta tidak hanya menggambarkan kedalaman emosi, tetapi juga menunjukkan kepekaan dan kreativitas yang tinggi. Tentu saja, kegiatan ini didampingi oleh mahasiswa PPG Prajabatan yang telah memiliki kemampuan dalam menulis puisi.
PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Unisma berharap, kegiatan serupa dapat terus diselenggarakan secara berkelanjutan di berbagai sekolah, guna memperkuat budaya literasi dan mencetak penulis-penulis muda yang berbakat, peka, dan berkarakter.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyambut Maulid dengan Meneladani Akhlak Nabi
2
Muslimat NU Lumajang Rayakan HUT RI dengan Lomba Jenang Safar dan Istighatsah
3
PBNU Silaturahim dengan Muhammadiyah, Tegaskan Peran Strategis Kedua Organisasi bagi Bangsa
4
Diterjang Longsor, Warga Gotong Royong Bersihkan SDN 2 Kradinan Tulungagung
5
Bahas 3 Tema, Jaringan Gusdurian Gelar Konferensi Pemikiran Gus Dur
6
Komisi Fatwa MUI Jatim Jelaskan 5 Perbedaan Zakat dan Pajak
Terkini
Lihat Semua