• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Pendidikan

Tim Riset UIN Malang Amati Kehidupan Beragama di Belanda

Tim Riset UIN Malang Amati Kehidupan Beragama di Belanda
Tim Riset UIN Malang Amati Kehidupan Beragama di Belanda. (Foto: NOJ/ Humas UIN Malang)
Tim Riset UIN Malang Amati Kehidupan Beragama di Belanda. (Foto: NOJ/ Humas UIN Malang)

Malang, NU Online Jatim

Tim riset dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang lakukan pengamatan kehidupan beragama di Belanda. Fieldwork atau kerja lapangan di negera Kincir Angin tersebut dilakukan melalui kegiatan buka bersama.

 

Ketua Tim Riset, Dr Mohammad Mahpur MSi mengatakan, bahwa mereka mendapat undangan buka bersama dengan komunitas Muslim Ihtida dan juga komunitas Muslim Turki di masjid-masjid di Utrecht dan Nijmegen.

 

“Kegiatan buka bersama diawali dengan pemaparan tentang Islam oleh salah seorang mualaf tentang proses perjalanan dirinya menjadi mualaf dan krisis identitas yang dialami oleh dirinya dan teman-teman yang lainnya setelah menjadi mualaf,” terangnya sebagaimana dikutip dari laman resmi UIN Malang, Senin (17/04/2023).

 

Selain itu, buka bersama dengan komunitas Turki di Masjid Eyüp Sultan, Nijmegen, dilakukan secara terbuka. Tidak hanya untuk umat Muslim, tetapi juga untuk non-Muslim yang ingin mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang Ramadhan dan aktivitas ibadah Muslim lainnya.

 

“Tim riset menemukan bahwa meskipun Muslim adalah kelompok minoritas di Belanda seperti pemeluk agama lainnya, negara memberikan pengakuan yang sama pada kelompok minoritas tersebut,” ungkapnya.

 

Martjin de Koning, seorang antropolog pada Department of Islam Studies, Radboud University, menyebutkan bahwa Belanda secara konstitusi bukanlah negara yang sekuler, karena konstitusi menyebutkan bahwa tidak ada pemisahan antara agama dan negara serta adanya pengakuan kesetaraan agama-agama yang ada.

 

Namun, terdapat kekhawatiran masyarakat non-Muslim Belanda pada kegiatan-kegiatan massal yang diadakan oleh masyarakat Muslim. Hal demikian terjadi karena terkadang mengakibatkan tindakan masif yang mengarah pada keributan.

 

“Oleh karena itu, peran perguruan tinggi menjadi penting untuk berkontribusi pada disseminasi nilai-nilai kewarganegaraan yang baik,” ucapnya.

 

Sementara itu, Jamilah MA salah seorang anggota peneliti yang juga Sekretaris Program Studi S3 Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner menegaskan, bagi para dosen di Radboud University, nilai "good citizenship" merupakan sebuah mandatory dari kebijakan kampus.

 

“Mandatory kebijakan ini diatur dalam "code of conducts" dalam membangun "social safety" (kemanan sosial) bagi seluruh warga kampus,” katanya.

 

Sebagai informasi, tim peneliti UIN Malang terdiri dari Dr Mohammad Mahpur MSi (Ketua Program Studi S2 Magister Psikologi), Jamilah MA (Sekretaris Program Studi S3 Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner), Devi Pramitha MPdI (Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Pendidikan Islam) dan Alitha Natriezia SE (Humas UIN Malang).

 

“Dengan melakukan fieldwork ini, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai kehidupan beragama di Belanda,” tandasnya.


Pendidikan Terbaru