• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Rehat

Tak Semata Melahap Ketupat, Kenali Makna Filosofinya

Tak Semata Melahap Ketupat, Kenali Makna Filosofinya
Ketupat identik dengan hari raya Lebaran dan memiliki makna filosofi. (Foto: NOJ/GNFi)
Ketupat identik dengan hari raya Lebaran dan memiliki makna filosofi. (Foto: NOJ/GNFi)

Hal yang tidak dapat dipisahkan selama Idul Fitri, utamanya di hari ketujuh adalah tradisi menikmati makanan khas, ketupat. Sajian ini ada di sejumlah kawasan, khususnya di Jawa. Warga bahkan rela menunggu momentum hari raya hari ketujuh tersebut sebelum balik ke tempat perantauan.


Akan tetapi, ada baiknya warga tidak semata menyantap ketupat. Yang juga layak untuk disadari adalah bahwa ada sejumlah makna yang terkandung dari ketupat. Dan hal tersebut hendaknya menjadi perhatian, agar tidak semata makan sajian khas, namun juga menangkap makna di balik hakikat ketupat tersebut. 


Seperti diketahui, ketupat identik dengan hari raya Lebaran. Meski sehari-hari mudah ditemukan di pasaran, tapi seolah kurang afdhal jika Lebaran tiada makanan yang dibungkus daun kelapa muda tersebut. 


Ketupat, menurut Pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak M Jadul Maula, dalam bahasa Jawa diucapkan sebagai kupat. Kupat mengandung pesan ajaran, yaitu ngaku lepat (mengaku salah) dan laku lapat (empat tindakan amal). Laku yang empat itu, lanjut dia, adalah lebaran (selesai puasa), luberan (zakat fitrah), leburan (bermaafan) dan laburan (kembali putih, fitri). 


Pembungkus ketupat ini adalah daun kelapa (janur) yang dijalin melambangkan belitan dosa dan kesalahan. Karena itulah, menurut dia, ia mesti dibelah dan akan tampak dalamnya yang berwarna putih lambang kesucian dari dosa. 


“Setahu saya sejak para wali itu, tapi mungkin aja sebelumnya sudah ada. Tapi penggunaan ketupat kaitannya dengan perayaan lebaran itu jelas dari para wali,” katanya.

  

Dengan demikian, warga hendaknya turut menyadari makna mendalam dari ketupat tersebut. Diharapkan lewat pemahaman yang konprehensif terkait ketupat, maka akan ada pemaknaan yang lebih esensial dari sekadar makan bersama dan berbagi kebahagiaan dengan seluruh anggota keluarga dan sahabat.


Rehat Terbaru