• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 4 Mei 2024

Tapal Kuda

Bulan Ramadhan, Nahdliyin di Lumajang Diingatkan agar Muhasabah Diri

Bulan Ramadhan, Nahdliyin di Lumajang Diingatkan agar Muhasabah Diri
KH Sabut Pranoto Projo saat berceramah di acara Sima'an Al-Qur'an Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin di Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan)
KH Sabut Pranoto Projo saat berceramah di acara Sima'an Al-Qur'an Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin di Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan)

Lumajang, NU Online Jatim

Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh ampunan, rahmat dan pembebasan dari api neraka. Untuk meraih itu semua, maka selain ibadah yang tentunya harus terus ditingkatkan, seseorang harus bisa merenung dan muhasabah terhadap dirinya sendiri, sejauh mana amal yang telah ia lakukan dan sebesar apa dosa-dosa yang telah ia perbuat.

 

Hal itulah yang disampaikan KH Sabut Pranoto Projo (Gus Sabut) kepada nahdlyin saat hadir di acara sima'an Al-Qur'an Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin di Yayasan Darun Najah Desa Denok, Lumajang, Kamis (23/03/2023). Gus Sabut menuturkan, bulan Ramadhan adalah momen yang sangat tepat untuk merenungi diri.

 

"Kita bukan siapa-siapa, kalau kita merenungi perjalanan ini, kita lahir dari rahim ibu, masa bayi, anak-anak, diasuh orang tua, remaja main terus belum tahu seperti apa kehidupan, dewasa menikah, punya anak, menata ekonomi, punya cucu, hidup ini singkat, apa yang kita tunggu?," ungkap Putra dari KH Hamim Thohari Djazuli atau Gus Miek tersebut.

 

Puncaknya, kata Gus Sabut, hasil renungan tersebut adalah kesadaran diri jika semua manusia pasti akan mengalami kematian yang tidak diketahui kapan datangnya, tanpa permisi dan tanpa menunggu manusia menjadi baik terlebih dahulu, dan datang secara tiba-tiba tak kenal umur.

 

"Dengan bermacam-macam sebabnya, maka doa terbaik adalah minta kepada Allah agar diberi mati dalam keadaan husnul khotimah, kalau doa minta rejeki banyak, umur panjang itu doa jangka pendek," lanjut cucu KH Ahmad Djazuli Utsman, pendiri Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kediri tersebut.

 

Gus Sabut bercerita, di setiap kesempatan dirinya sering menyampaikan, hidup di dunia sangatlah singkat, namun banyak yang lalai sehingga urusan singkat tersebut malah menjadi prioritas dirinya. Sehingga urusan akhiratnya banyak terbuang begitu saja demi mengejar urusan dunia yang hanya sementara.

 

"Apa yang kelak kita banggakan di akhirat jika seperti itu. Maka mari kita merasa dosa kita banyak, hanya orang sombong yang mengatakan tidak punya dosa," lanjut Gus Sabut.

 

Apalagi, terang Gus Sabut, hidup di akhir zaman seperti ini, dengan segala problematika hidup, cobaan bermacam-macam silih berganti, ekonomi tersendat, penyakit yang menggerogoti kesehatan, masalah keluarga dan lainnya, maka perlu adanya amalan yang menjadi solusi untuk itu semua. 

 

"Yaitu dengan mengamalkan Dzikrul Ghofilin karya Gus Miek yang berisi istighfar, shalawat dan kalimat toyyibah lainnya. Semoga Ramadhan ini bisa lancar, sehat lulus, dan husnul khotimah. Ayo ziarah ke makam Gus Miek juga, biar sambung sebagai pengamal Dzikrul Ghofilin," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru