Jember, NU Online Jatim
Tegar Ramadhani dan Syariful Umam berhasil meraih medali emas dalam ajang International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2021 awal April 2021. Keduanya adalah santri Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
Dilansir dari NU Online, dalam ajang yang dihelat secara daring tersebut, Tegar dan Syariful menyuguhkan karya berjudul Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu, Batang Tembakau dan Pisang (Santana) melalui Konsep Tapal Kuda Super Power Menuju Indonesia Mandiri Energi.
Meski berbahasa Inggris, keduanya mampu mempresentasikan hasil penelitiannya dan menjawab pertanyaan juri dengan baik, hingga akhirnya dipilih sebagai pemenang.
Pelajar kelas XII SMA Nuris Jember itu, layak dibanggakan karena mewakili pelajar Indonesia dan mampu menaklukkan puluhan peserta dari manca negara seperti Turki, Afrika Selatan, Arab Saudi, Meksiko, Paraguay, dan Amerika Serikat.
Adapun inti karya keduanya adalah gagasan membuat energi terbarukan dengan memanfaatkan ampas tebu, batang tembakau, dan batang pisang.
Tegar mengatakan, batang tembakau mengandung selulosa yang cukup tinggi mencapai 44% dari keseluruhan bagian tanaman tembakau. Sedangkan limbah batang pisang mengandung selulosa sebesar 63-64 persen, dan ampas tebu sebesar 35,01 persen.
Apabila selulosa dari ketiga limbah itu dicampur dengan teknik tertentu, maka akan menghasilkan bioetanol dengan konsentrasi kandungan etanol yang lebih banyak, dan dapat menjadi solusi pengganti bahan bakar fosil. “Kami berdua memberinya nama (produk itu) Santana,” ujar Tegar di Pesantren Nuris, Jember, Kamis (20/05/2021).
Ia menambahkan, mencari energi terbarukan saat ini adalah satu keniscayaan. Sebab, sumber energi fosil semakin menipis di samping tak ramah lingkungan. Seraya mengutip data Kementerian ESDM 2019 bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia hanya berkisar 3,77 miliyar barel dan diperkirakan akan habis dalam 9 tahun ke depan.
Memang Pemerintah melakukan beberapa upaya seperti pemadaman bergilir dan kampanye hemat energi. Namun solusi tersebut hanya bersifat sementara, sehingga perlu dipikirkan bersama untuk menemukan alternatif bahan bakar lain. “Ini cukup rawan karena cadangan minyak kita segera habis,” ungkapnya.
Oleh karena itu, tambah Tegar, pihaknya menawarkan gagasan terkait energi alternatif dari limbah pertanian, yaitu batang tembakau, ampas tebu, dan batang pisang. Kebetulan ketiga tanaman itu memang cukup banyak di wilayah tapal kuda. Sehingga untuk mendapatkan limbahnya tidak susah.
“Dengan kita memanfaatkan limbah ketiga tanaman itu, kita juga ikut menciptakan lingkungan yang sehat, dan juga kita mendapatkan manfaat lain, yaitu etanol sebagai bahan bakar minyak,” urainya.
Ajang yang diselenggarakan oleh Indonesia Scientific Society tersebut sedianya akan dihelat tahun lalu di Korea Selatan. Namun karena ada serangan virus Corona, akhirnya ditunda ke tahun 2021, dengan menunjuk Bandung sebagai tuan rumah.