Probolinggo, NU Online Jatim
Tumilah, perempuan asal Desa Banjarsawah Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo kembali membuat terobosan baru dalam dunia kuliner.
Setelah tahun kemaren ia membuat kripik kelor, tahun ini Tumilah membuat cendol kelor. Ia tergolong dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Lestari ini, terinspirasi membuat cendol kelor sejak dirinya pernah dikirim ke Balikpapan dan Samarinda. Di daerah tersebut, ia menemukan ada yang jual cendol rumput laut.
“Akhirnya saya coba memikirkan potensi yang ada di desa. Salah satunya adalah Desa Banjarsawah yang kaya akan potensi sayuran. Termasuk kelor dan bawang. Seperti yang diketahui, bahwa kelor memiliki khasiat yang banyak untuk tubuh,” ungkapnya.
Dijelaskan bahwa proses pembuatan cendol kelor sangat mudah. Pertama, kelor di angin-anginkan selama satu minggu. Tidak harus di jemur di tengah terik matahari. Kemudian ditumbuk sampai halus, dan dicampur dengan tepung untuk pengolahan cendolnya.
"Kemudian siapkan gula aren dan susu. Terakhir, siapkan gelas untuk proses pengemasannya,” Ibu Tumilah, perempuan kelahiran 13 September 1974 tersebut.
Tak hanya memproduksi cendol kelor saja, melainkan ia juga memproduksi kerupuk kelor, sambal bawang, bawang goreng, kerupuk bawang, kerupuk telor asin, dan kopi zanzabil.
“Dalam prosesnya, saya tidak sendirian. Ia dibantu oleh 4 orang karyawan. Atau yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Lestari Desa Banjarsawah,” terangnya.
Tak hanya memproduksi cendol kelor saja, melainkan Ibu Tumilah juga memproduksi Kerupuk kelor, sambal bawang, bawang goreng, kerupuk bawang, kerupuk telor asin, dan kopi zanzabil.
Dalam prosesnya, Ibu Tumilah tidak sendirian. Ia dibantu oleh 4 orang karyawannya. Atau yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Lestari Desa Banjarsawah.
Target pasarnya pun tak hanya lokal Probolinggo saja. Melainkan sudah ke luar kota dengan marketing online dan offline. Bahkan pegawai-pegawai dinas di Kabupaten Probolinggo sudah menjadi langganannya.
Sejak di didirikannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2012. Ibu Tumilah sudah pernah mendapatkan penghargaan. Salah satu prestasi yang sudah di raih adalah Juara II Ovop Award kategori Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Produk Ovop dataran menengah Tingkat Provinsi Jawa Timur.
Selain itu, ia juga pernah meraih Enterpreuner Award 2016 kategori enterpreuner perintis yang di adakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Probolinggo.
"Saya berharap, kedepannya bisa mengurangi masyarakat sekitar yang pengangguran. Dengan adanya UMKM ini, harapan saya adalah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk lebih produktif lagi" Pungkas Ibu Tumilah saat di datangi ke kediamannya. Jum'at (09/06/2023)
Target pasarnya pun tak hanya lokal Probolinggo saja. Melainkan sudah ke luar kota dengan marketing online dan offline. Bahkan pegawai-pegawai dinas di Kabupaten Probolinggo sudah menjadi langganannya.
“Sejak didirikannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2012, Alhamdulillah saya sudah pernah mendapatkan penghargaan. Salah satu prestasi yang sudah diraih adalah Juara II Ovop Award kategori Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Produk Ovop dataran menengah Tingkat Provinsi Jawa Timur,” ujarnya.
Selain itu, ia juga pernah meraih Enterpreuner Award 2016 kategori enterpreuner perintis yang di adakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Probolinggo.
"Saya berharap, kedepannya bisa mengurangi masyarakat sekitar yang pengangguran. Dengan adanya UMKM ini, harapan saya adalah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk lebih produktif lagi,” pungkasnya.