• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Tapal Kuda

Kembangkan Pertanian Hidroponik, Pemuda di Lumajang Juara Favorit Santri Innofest

Kembangkan Pertanian Hidroponik, Pemuda di Lumajang Juara Favorit Santri Innofest
Arif Hermawan, pemuda asal Lumajang saat menerima penghargaan sebagai juara favorit Santri Innofest 2023. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
Arif Hermawan, pemuda asal Lumajang saat menerima penghargaan sebagai juara favorit Santri Innofest 2023. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

Arif Hermawan (25 tahun), pemuda asal Desa Curahpetung Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang dinobatkan sebagai juara favorit Santri Innofest 2023 setelah berhasil mengembangkan pertanian sayur hidroponik. Ajang tersebut digelar oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Kementerian Agama (Kemenag).

 

Prestasi itu diraih usai dirinya menjalani beberapa tahapan lomba, mulai dari pembuatan esai, monitoring, hingga presentasi. Di ajang tersebut, ia mengalahkan 500 lebih peserta dari seluruh Indonesia dan berhak menerima penobatan yang dipusatkan di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa (31/10/2023) lalu.

 

Pria yang akrab disapa Wawan ini mengatakan, dirinya juga tidak menyangka bakal terpilih sebagai juara favorit dari 10 finalis yang telah diseleksi. Hal ini menurutnya tak lepas dari dukungan dan kerja sama yang ia jalin dengan Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Wonorejo dalam pemberdayaan ekonomi para alumni.

 

"Kebun kita namanya Reswara Farm. Di sana selain untuk budidaya sayur hidroponik juga sebagai media pelatihan kewirausahaan hidroponik untuk santri dan alumni, terutama Pesantren Syarifuddin," jelas Wawan saat diwawancarai NU Online Jatim, Kamis (02/11/2023).

 

Ia menyebutkan, santri memiliki potensi besar untuk bisa mempelajari dan memanfaatkan keahlian bertani secara hidropnik. Dirinya mengaku, selama beberapa tahun menekuni berkebun hidroponik, saat ini dirinya setiap bulan bisa meraup omset Rp6 juta lebih dari dua kebun yang dimiliki.

 

"Kebun yang satu besarnya cuman 10 x 3 meter, yang kedua agak lebar yaitu 22 x 10 meter. Para alumni dan santri yang mulai berkebun hidroponik juga kita bantu pemasarannya, sehingga bisa jadi tambahan penghasilan untuk membantu perekonomian keluarga," terang ayah satu anak ini.

 

Menurutnya, selama bertani hidroponik ia hanya ditemani istrinya dan itu merupakan alternatif bertani modern yang efisien, baik lahan ataupun waktu karena bisa dilakukan di berbagai tempat. Selain itu, nilai jual hasil pertaniannya juga lumayan tinggi dari pada sayur non hidroponik.

 

"Tidak memerlukan bahan ataupun alat yang banyak, cukup botol bekas, sumbu dari kain flanel, dan Rokwol. Selain hemat lahan, kelebihan hidroponik lainnya mudah, murah, serta hemat air dan pupuk. Tanaman hidroponik lebih tahan hama sehingga jarang menggunakan pestisida, kualitasnya dinilai lebih baik karena kandungan nutrisinya," terangnya.

 

Dirinya bersyukur apa yang ia tekuni selama ini mulai banyak diketahui orang lain, sehingga tak jarang lembaga sekolah ataupun pesantren datang bersama para siswa dan santri untuk berwisata juga belajar di kebun miliknya.

 

"Alhamdulillah, pada ajang Santri Innofest ini saya mendapatkan banyak ilmu dan relasi baru. Semoga bisa menjadi lebih bermanfaat kepada masyarakat terutama santri," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru