• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Tapal Kuda

Ketua LDNU Pasuruan Ulas 3 Pedoman dalam Memilih Pemimpin

Ketua LDNU Pasuruan Ulas 3 Pedoman dalam Memilih Pemimpin
Ketua LDNU Pasuruan, Gus Ahda Arafat. (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)
Ketua LDNU Pasuruan, Gus Ahda Arafat. (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Pelaksanaan hajatan politik bangsa Indonesia semakin dekat. Terhitung kurang dari sepuluh hari Pemilihan Umum (Pemilu) akan dilangsungkan. Merespons hal itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Pasuruan, Gus Ahda Arafat, menyatakan tiga hal yang harus menjadi pedoman dalam memilih pemimpin pada kontestasi pemilu.

 

"Pertama, niatkan memilih pemimpin untuk mengikuti sunnah nabi, sehingga ketika nanti mencoblos dan keluar dari bilik suara, maka kita tidak keluar dengan sia-sia. Akan tetapi kita mendapatkan pahala dari situ," ujarnya kepada NU Online Jatim, Senin (05/02/2024).

 

Dirinya menceritakan, suatu hari di zaman Rasulullah ada sekelompok orang akan bepergian. Rasulullah memanggil mereka dan berkata, pilihlah orang yang memimpin perjalanan ini di antara kalian.

 

“Hal itu karena di antara sekumpulan orang tersebut harus ada yang menata dan mengatur, agar tidak terjadi saling memaksakan pendapat,” terangnya.

 

Wakil Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Jatim itu menambahkan, kedua, yaitu siapapun pemimpin yang terpilih, taatilah selama pemimpin itu tidak melanggar syariat dan melindungi serta mengayomi umat Islam.

 

Ia menyebutkan, dalam memilih pemimpin tentu setiap individu kemungkinan memiliki pilihan yang berbeda. “Semisal, suami memilih A, istri memilih B, dan anak memilih C. Hal demikian merupakan hal yang lumrah dan sudah ada sejak zaman dahulu,” ucapnya.

 

Sebagaimana yang terjadi ketika Rasulullah wafat, saat hendak memilih pemimpin masyarakat Arab berbeda pilihan ataupun usulan untuk menjadi pemimpin mereka. Ada yang mengusulkan untuk memilih Sayyidina Ali, Abu Bakar, Umar dan lain sebagainya.

 

“Akan tetapi ketika telah terpilih Sayyidina Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Rasulullah, maka mereka semua menaati Sayyidina Abu Bakar sebagai pemimpin, serta tetap hidup rukun dan damai antara satu sama lain," paparnya.

 

Ketiga, siapapun yang menang dan terpilih sebagai pemimpin hendaknya umat Islam tetap rukun, jangan sampai terpecah belah. “Jangan mempolitisasi ayat Al-Qur'an untuk kepentingan sesaat, apalagi sampai menjatuhkan orang lain," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru