• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Tapal Kuda

Ketua Umum ISNU Sebut Pengurus Harus Sejalan dengan Tiga Pilar

Ketua Umum ISNU Sebut Pengurus Harus Sejalan dengan Tiga Pilar
Ketua Umum PP ISNU, Ali Masykur Musa saat sambutan pelantikan PC ISNU Kabupaten Pasuruan di Aula PCNU setempat, Sabtu (14/01/2023). (Foto: NOJ/Mokhammad Faisol)
Ketua Umum PP ISNU, Ali Masykur Musa saat sambutan pelantikan PC ISNU Kabupaten Pasuruan di Aula PCNU setempat, Sabtu (14/01/2023). (Foto: NOJ/Mokhammad Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Sarjana Nahdlatul ulama (ISNU), Ali Masykur Musa mengajak pengurus ISNU secara kolektif menjalankan tiga pilar yakni ghirah, fikrah dan harokah. Pengurus yang baru dilantik harus bisa menggerakkan tiga hal untuk menegakkan ajaran Islam Ahlusunah wal Jama'ah (Aswaja) An Nahdliyah.


"Ghirah saja tidak cukup karena, masih banyak orang-orang NU yang pikirannya tidak dengan fikriahnya NU, maka tugas kita adalah menjalankan keduanya," ujarnya pada saat sambutan pelantikan Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Pasuruan masa khidmat 2022-2026 di Aula KH Ahmad Djufri PCNU setempat, Sabtu (14/01/2023).


Dirinya mengatakan, untuk menjalankan fikrah (pemikiran), Nahdlatul Ulama senantiasa mengusung nilai-nilai yang berhaluan pada konsep tasammuh (toleran), tawassuth (moderat), tawazzun (seimbang) dan ‘adalah (adil). Artinya, NU tidak condong pada pemikiran-pemikiran liberal ataupun pemikiran-pemikiran radikal.


"Jika keduanya bisa di fahami, maka harokah pengurus ISNU harus bergerak sesuai dengan cara NU yakni gerakan yang selaras dan satu koordinasi dengan keorganisasian NU," terangnya.


Lebih lanjut, mantan ketua umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menjelaskan, dalam khidmat di NU sejatinya harus mengawal agama, negara dan umat, sebab ketiganya ini sangat berkaitan dan seimbang dalam mengawalnya.


“Oleh karena itu, perbaikan ekonomi umat harus dipikirkan, karena memikirkan umat itu wajib dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memikirkan nasib umatnya,” jelasnya.


Pihaknya berharap, sarjana-sarjana NU bisa berfikir, berzikir dan melakukan amal sholeh sebagaimana moto PMII yang dibuat hingga saat ini belum ada perubahan. "Setiap berbicara amal pasti sholeh, namun tidak ada artinya jika kita mempunyai amal tetapi tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial masyarakat," tutupnya.


Tapal Kuda Terbaru