• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Tapal Kuda

Khofifah Ajak Anak Yatim Berlomba-lomba Raih Lailatul Qadar

Khofifah Ajak Anak Yatim Berlomba-lomba Raih Lailatul Qadar
Ketum PP Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawansa, (Foto: NOJ/Faisol)
Ketum PP Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawansa, (Foto: NOJ/Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawansa mengajak anak yatim, Muslimat NU dan masyarakat Pasuruan untuk bersemangat menjemput lailatul qadar. Terutama saat ini sudah memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan 1445 Hijriah.

"Anak-anakku dan semua yang hadir, monggo bersama-sama berlomba untuk mendapatkan lailatul qadar," ujarnya pada saat acara semarak ramadhan dan santunan anak yatim di Aula PCNU Kabupaten Pasuruan, Selasa (02/04/2024).

Mantan Gubernur Jawa Timur tersebut berpesan kepada anak-anak yatim piatu untuk mengajak keluarga shalat malam dan berdoa untuk kebaikan keluarga dan kebaikan Indonesia.

"Semoga kita menjadi salah satu orang yang dipilih bertemu lailatul qadar," pesannya.

Lebih lanjut, dirinya menceritakan kisah tentang Syekh Imam Abu Hasan Assadzili yang merupakan ulama sufi dan ahli thoriqoh asal Maroko yang terkenal kaya raya dan dermawan.

“Menurut Imam Abu Hasan Assadzili seumur beliau hidup selalu bertemu lailatul qadar, sehingga bisa merumuskan kalau lailatul qadar akan turun di malam 27 Ramadhan jika puasa dimulai hari Selasa yang artinya tinggal beberapa hari lagi,” terangnya.

Menurutnya, Imam Abu Hasan Assadzili memiliki kearifan dan amalan ibadah yang begitu besar, sehingga semasa hidup pernah membuat wasiat yakni ketika wafat ingin dimakamkan di tempat yang di sana tidak pernah dibuat untuk maksiat.

“Beliau wafat dalam perjalanan dari Alexandria menuju Makkah. Bayangkan betapa bingungnya para santri dan pengikut beliau terhadap wasiatnya Imam Abu Hasan Assadzili. Setelah bermusyawarah akhirnya diputuskan dimakamkan di tempat yang belum berpenghuni yaitu di gurun pasir bernama Humaitsarah yang berada di antara daerah Luxor dan Qina, Mesir,” jelasnya.

Dirinya berharap, dari kisah keteladanan Imam Abu Hasan Assadzili anak-anak yatim yang hadir dan seluruh masyarakat Pasuruan tergerak untuk semangat menjemput lailatul qadar.

“Anak-anakku yang ingin jadi dokter, TNI, Polisi, gubernur atau pejabat, semoga semua diijabah oleh Allah SWT. Kuncinya jangan malas belajar, hormati orang tua dan gurumu, serta terus berdoa pada Allah SWT,” tutupnya.


Tapal Kuda Terbaru