Tapal Kuda

Kiai Idris Hamid Pasuruan: Merayakan Maulid Ajang Balas Budi kepada Nabi

Sabtu, 7 September 2024 | 15:00 WIB

Kiai Idris Hamid Pasuruan: Merayakan Maulid Ajang Balas Budi kepada Nabi

KH Idris Hamid, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan. (Foto: NOJ/Syahril)

Pasuruan, NU Online Jatim 

Rabiul Awal disebut juga dengan bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, karena pada bulan tersebut Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Maulid Nabi sudah menjadi bagian dari tradisi umat Islam yang tidak bisa dipisahkan dari budaya Nusantara. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat dan ciri khas tersendiri dalam merayakan maulid Nabi.


Namun banyak sekali orang yang bertanya mengapa harus melakukan maulid Nabi. Merespons hal tersebut, Wakil Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Idris Hamid mengatakan, merayakan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan cara untuk balas budi kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW.


"Cara balas budi kepada Rasulullah adalah dengan merayakan maulid Nabi," ujarnya pada saat pengajian rutin Ihya Ulumuddin di Kantor Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan, Jum'at (06/09/2024).


Menurutnya, jika tidak ada Rasulullah saat ini, tidak akan ada orang yang beriman kepada Allah. Maka dari itu, merayakan maulid Nabi Muhammad merupakan penghormatan sebagai umat kepada Nabi.


"Jika kita tidak balas budi berarti kita tidak tahu terima kasih, maka dari itu para ulama dan wali menganjurkan kita untuk menghormati Nabi dengan merayakan maulid," jelasnya.


Mustaysar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tersebut menegaskan, merayakan maulid seperti halnya merayakan ulang tahun anak. "Mari kita bersama sama untuk taat kepada ajaran Nabi Muhammad SAW," terangnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan ini menyebut, yang diharapkan dalam merayakan maulid Nabi Muhammad SAW adalah syafaatnya, karena iman dan amal tidak cukup untuk ke surga.


Lebih lanjut, salah satu umat yang dinantikan oleh Rasulullah adalah manusia, karena termasuk orang yang tidak pernah bertemu Rasulullah, tetapi cinta kepadanya.