• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Tapal Kuda

Ngaji Ramadhan, Gus Amak Kota Pasuruan Ulas Makna Al-Qabidh

Ngaji Ramadhan, Gus Amak Kota Pasuruan Ulas Makna Al-Qabidh
Ketua PCNU Kota Pasuruan, Gus H M Nailurohman saat mengisi pengajian di Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)
Ketua PCNU Kota Pasuruan, Gus H M Nailurohman saat mengisi pengajian di Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pasuruan, Gus H M Nailurrohman mengatakan, jika Allah menahan rezeki jangan beranggapan Allah pelit, karena Allah mempunyai sifat Al-Qabidh yang bermakna mengambil, menahan, menggenggam, dan mencegah.


Hal itu diungkapkan pada saat pengajian Mausuah Asmaul Husna karangan Muhammad Rotib An-Nabulsi di Masjid KH Abdul Hamid Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan, Jum'at (15/03/2024).


"Jika rezeki kita atau doa kita belum dikabulkan, sesungguhnya itu adalah suatu yang terbaik menurut Allah untukmu," ujarnya. 


Menurut Gus Amak, jika mengaku menjadi seorang hamba, segala sesuatu yang dilakukan oleh Allah merupakan anugerah yang paling indah dalam keadaan apapun, karena dibalik itu semua pasti terdapat hikmah dan manfaat.


"Banyak orang yang bilang saya sedang di uji oleh Allah ketika mereka mengalami kesusahan, padahal nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hambanya bisa menjadi ujian," terangnya.


Ketua Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Jawa Timur tersebut menyebut, kalau Allah sudah menghendaki pasti terjadi, namun jika Allah belum menghendaki sekuat apapun kita berusaha akan sia-sia.


"Allah akan mengira-ngirakan nikmat kita, tidak mungkin ada orang yang tidak bisa bertahan hidup pasti diberi akses hidup contohnya warga gaza," ungkapnya.


Dijelaskan, warga gaza yang telah di bom lantas meninggal itu hal wajar, namun jika warga gaza hidup dengan keadaan sengsara itu merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah.


"Tidak hanya balak yang mengandung ujian, tetapi nikmat juga bisa mengandung ujian," jelasnya.


Orang yang di uji oleh Allah bukanlah orang orang yang tidak iman, tetapi orang sholehah pun mendapatkan ujian, bahkan lebih berat. Keduanya harus imbang antara nikmat dan ujian agar kita tidak lupa kepada sang pencipta.


"Jika Allah terus memberikan rezeki secara terus menerus orang tersebut akan berubah, istilahnya orang kaya tidak beriman, orang miskin tetap beriman. Maka dari itu jika Allah menguji kita tandanya sayang dengan kita," tutupnya.


Tapal Kuda Terbaru