• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Tapal Kuda

Qori' Qori'ah Perlu Tahu Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan saat MTQ

Qori' Qori'ah Perlu Tahu Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan saat MTQ
Pembinaan qori’ qori’ah Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan)
Pembinaan qori’ qori’ah Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan)

Lumajang, NU Online Jatim

Menjadi juara dalam Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tentu dambaan para qori' qori'ah, terutama di level nasional ataun bahkan internasional. KH Sabaruddin Abdurrahman, Qori' yang sering mendapat juara Internasional asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menjelaskan hal-hal penting yang harus diperhatikan saat MTQ.

 

Hal itu Kiai Sabaruddin jelaskan saat hadir di pembinanaan para qori' qori'ah Kabupaten Lumajang yang diadakan Pemerintah Kabupaten Lumajang bekerja sama dengan Jam'iyyatul Qurra' wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Lumajang, Rabu (12/04/2023). Dalam pembinaan yang dipusatkan di Gedung PKK Lumajang ini, Kiai Sabaruddin mengatakan, tilawah atau qiro'ah tak lepas dari empat komponen.

 

"Empat komponen itu adalah tajwid, fasohah, lagu dan suara. Dan tajwid sendiri tidak lepas dari empat komponen, agar keindahannya terasa, yaitu makhorijul huruf, sifatul huruf, ahkamul maddi wal qosr dan riyadlatul lisan," tutur Kiai Sabaruddin.

 

Lebih luas, Kiai Sabaruddin mengungkapkan, selain makhroj dan sifat huruf, riyadlatul lisan atau melatih lisan perlu ditingkatkan mengingat pengaruh dialek suatu daerah yang berbeda-beda yang terkadang mempengaruhi cara pelafadzan huruf-huruf Al-Qur'an.

 

"Pelafadzan huruf Al-Qur'an harus sesuai dzauq (rasa) dialek arabnya. Maka perlu olahraga mulut dan lisan dengan bertadarus setiap saat untuk mencapai pelafadzan yang sesuai tuntunan bacaan Al-Qur'an itu sendiri. Dengan keindahan tajwid itulah seseorang dikatakan berakhlak kepada Al-Qur'an," imbuhnya.

 

Untuk masalah fasohah sendiri, Kiai Sabaruddin mengungkapkan jika penilaiannya masih di bawah penilaian suara dan lagu. Khusus masalah lagu, semakin berkembangnya zaman, menurut Kiai Sabaruddin juga terus berkembang dan semakin banyak variasinya.

 

"Kita harus update setiap hari bagaimana para qori' membawakan lagu dengan banyak variasi. Dipelajari silakan, nanti disesuaikan dengan musabaqah, jangan sampai melanggar aturan yang ada. Dalam lagu ada istilah uzlah, tahwil, dan ikhtilat, yang tidak boleh dalam musabaqah adalah tahwil, yaitu keluar lagu terlalu jauh, sampai dianggap over," lanjutnya.

 

Dan yang sering menjadi momok bagi qori’ qori'ah saat tampil di musabaqah adalah kesalahan fatal dalam melafadzkan atau yang biasa disebut kesalahan jali. Maka tidak ada cara agar terhindar dari itu kecuali selalu rutin dan menambah porsi latihan serta tadarrus Al-Qur'an.

 

"Pohon semakin tinggi ya semakin kencang anginnya. Rutinkan bacaan Al-Qur'an dengan mujawwad, setidaknya sehari tujuh kali, usai atau sebelum shalat fardlu ditambah saat malam hari sambil tahajjud," pungkasnya.

 

Seperti yang diketahui, pembinanaan ini dilakukan sebagai rangkaian acara puncak Lailatul Qiro'ah di Alun-alun Lumajang yang dihadiri 3 qori’ qori'ah Internasional, di antaranya KH Sabaruddin Abdurrahman, KH Abdullah Fikri dan Ustadzah Rofi'atul Muna.


Tapal Kuda Terbaru