Kearifan KH Badri Mashduqi Kraksaan dalam Menyikapi Masalah Rokok
Sabtu, 24 Agustus 2024 | 10:00 WIB
Oleh: Saifullah*
Â
KH. Badri Mashduqi adalah sosok yang berpengaruh khususnya di Jawa Timur. Beliau tidak jarang dimintai petunjuknya mulai dari kalangan awam sampai pejabat pemerintahan. Setiap kali memberikan keputusan beliau dengan pertimbangan yang penuh kearifan (kebijaksanaan). Tentu saja, dengan kedalaman keilmuan keagamaan (baca, Islam), beliau menjadikan referensinya berdasarkan dengan syari'at Islam.
Â
Kiai Badri yang dikenal memiliki banyak julukan seperti, "Singa Podium," "Singa Bahtsul Masail," dan Almarhum Gus Dur (KH. Abdurraan Wahid) menjulukinya sebagai "Kiai Bahtsul Masa'il," dengan luasnya ilmu dan pengetahuannya sehingga beliau (Kiai Badri Mashduqi) pun dikenal "tokoh multidinensi."Â
Perlu dipahami, KH. Badri Mashduqi bukanlah perokok atau sejak kecil ia tidak pernah merokok. Namun demikian, beliau sangat menghormati siapa pun yang merokok.Â
Â
Ustadz Ahmad Shabri, Sidopekso, Kraksaan, menyatakan, "Kiai (KH. Badri Mashduqi) beberapa kali datang sendiri ke rumah saya. Beliau membawa rokok satu press diberikan sendiri, 'Neko karoko' (ini buat rokok),' buat saya karena saya perokok," ujar Ustadz Ahmad Shabri.
Â
Ustadz Ahmad Shabri selain sebagai juru ketik tulisan milik KH. Badri Mashduqi seperti makalah, ia juga sebagai Katib (sekretaris) Syuriyah NU Cabang Kraksaan pada saat Kiai Badri menjadi Rais Syuriyah-nya dari periode 1975-1984.Â
Â
Terdapat suatu kisah yang berdasarkan kesaksian dari santri senior Pesantren Badridduja, alm. Ustadz Norhasan, Leces, Probolinggo. Suatu ketika K.H. Badri Mashduqi (1942 – 2002), pendiri dan pengasuh pertama Pesantren Badridduja, Kraksaan, Probolinggo, didatangi oleh pengusaha tembakau dari Besuki, Situbondo.
Â
Pengusaha tembakau ini ingin petunjuk agar tembakau yang telah ditimbun banyak diharapkan cepat laku terjual. Namun sebelum mendatangi Kiai Badri, si pengusaha tersebut sebenarnya telah mendatangi Kiai lain yang juga dikenal  berpengaruh di Jawa Timur (red.).
Â
"Rokok (tembakau) itu haram," tegas Kiai tersebut.Â
Â
Dari situlah si pengusaha tembakau pulang kembali dengan perasaan penuh kebingungan diliputi perasaan, apabila tembakau yang telah terkumpul banyak tidak dijualnya maka akan jelas rugi besar.Â
Â
Sebelum tiba di Besuki, Situbondo, saat berada di daerah Kraksaan, pengusaha tembakau teringat, di Kraksaan terdapat Kiai yang juga berpengaruh dan kemungkinan bisa dimintai petunjuknya. Kiai yang dimaksud ini adalah KH. Badri Mashduqi, pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Badridduja, Kraksaan, Probolinggo.Â
Â
Setibanya di ndalem KH. Badri Mashduqi, di Kraksaan, pengusaha tembakau menyampaikan maksud dan tujuannya, agar usaha tembakaunya cepat laku. Tidak hanya demikian, ia pun mengutarakannya bahwa sebelumnya telah mendatangi seorang Kiai, yang menyatakan bahwa rokok atau tembakau itu haram.Â
Â
"Engghi mon bagi Keae ganeka haram tape mon empean bunten (Ya bagi kiai itu haram tapi bagi kamu tidak)," jawab KH. Badri Mashduqi.
Â
Pada akhirnya si pengusaha tembakau merasa lega, karena perasaan akan terjualnya tembakau sudah tidak lagi mengganggu pikirannya.Â
Â
*Ketua Syaikh Badri Institute (SBI)
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
3
Tidak Menghadiri Undangan Pernikahan Sebab Tak Punya Uang, Bolehkah?
4
Paradoks Palestina: Dukungan Muslim yang Pincang
5
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
6
Kedung Cinet, Merasakan Eksotisme Miniatur Grand Canyon di Jombang
Terkini
Lihat Semua