• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tokoh

Nyai Rodliyah Djazuli; Ummul Ma'had Al-Falah Ploso

Nyai Rodliyah Djazuli; Ummul Ma'had Al-Falah Ploso
Nyai Rodliyah Djazuli (Foto:NOJ/bukusangblawong)
Nyai Rodliyah Djazuli (Foto:NOJ/bukusangblawong)

Nama asli beliau adalah Nyai Roro Marsinah yang kemudian dikenal dengan Nyai Rodliyah binti KH. Mahyin bin KH. Mesir Durenan Trenggalek bin Kiai Yahudo. Nyai Rodliyah terlahir pada tahun 1912 di kampung Durenan Trenggalek. Beliau adalah perempuan yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga pesantren yang agamis, religius. Dasar keilmuan agamanya dibimbing langsung oleh KH. Mahyin.


Nyai Rodliyah menikah dengan KH. Ahmad Djazuli pada tanggal 15 Agustus 1930. Keduanya dikaruniai 11 keturunan, namun dikarenakan 5 anak meninggal dunia pada saat masih kecil, maka generasi penerus Al-Falah saat ini merupakan keturunan dari 6 orang, yaitu:


1. KH  Ahmad Zainuddin Djazuli (wafat 2021)

2. KH. Nurul Huda Djazuli

3. KH. Chamim Tohari Djazuli (wafat 1993)

4. KH. Fuad Mun'im Djazuli (wafat 2020)

5. KH. Munif Djazuli (wafat 2012)

6. Ny. Hj. Lailatul Badriyah Djazuli


Kepribadian Nyai Rodliyah sebagai sosok ummul ma’had menjadi teladan bagi siapapun, khususnya dalam menahkodai pesantren Ploso semenjak ditinggal oleh KH. Ahmad Djazuli. Beliau tipikal Nyai yang mandiri dan bukan wanita manja yang cinta dunia.


Sebagai Nyai yang memiliki sikap yang tegas beliau berkata kepada KH. Ahmad Djazuli: “Pun, sampean ngaji mawon, kulo sing ngurusi sangu” (sudah, sampean fokus mengaji, saya yang mengurus ekonomi). Sejak saat itu konsentrasi KH. Ahmad Djazuli tercurahkan penuh hanya untuk mengaji, mendidik santri.


KH. Ahmad Djazuli dan Nyai Rodliyah adalah contoh pasangan serasi yang saling melengkapi, dan memfokuskan akan kemajuan serta kejayaan pesantren Al-Falah Ploso Kediri. Prinsip ta’lim wat ta’allum menjadi pondasi utama.


Kedua pasangan ini berbagi tugas; KH. Ahmad Djazuli fokus mengajar, mendidik santri, mutalaah, shalat jamaah, shalat sunnah. Sedangkan Nyai Rodliyah usaha kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan berjualan sayur-mayur di depan rumah, berdagang kain keliling desa dengan berjalan kaki sembari menggendong dagangannya.


Selain itu, Nyai Rodliyah dikenal sebagai Nyai ahli riyadloh, tirakat yang tak henti-hentinya berdoa untuk putra-putrinya, santri-santrinya. Puasa sunnah, shalat tahajud, mendawamkan membaca al-Quran adalah contoh riyadloh yang dijalani oleh Nyai Rodliyah hingga beliau kapundut. 


Sebagai ummul ma'had Al-Falah (ibunda pesantren Al-Falah), Nyai Rodliyah berhasil menanamkan arti pentingnya berjuang untuk keberlangsungan ta'lim wat ta'allum kepada putra-putri dan santrinya. Beliau wafat di usia 84 tahun, pada hari Rabu, tanggal 11 September 1996 M/28 Robi’us Tsani 1417 H.


Editor:

Tokoh Terbaru