• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tokoh

Teladan Bu Min, Dedikasi Tinggi di Muslimat NU hingga Istiqamah Jaga Wudhu

Teladan Bu Min, Dedikasi Tinggi di Muslimat NU hingga Istiqamah Jaga Wudhu
Foto: Rifqi
Foto: Rifqi

Nganjuk, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Nganjuk, Hj Aisyah Sri Minarni atau Bu Min yang wafat kemarin, Sabtu (05/03/2022) menjadi teladan bagi anggotanya.
 

Bu Min dikenal sosok yang tegas, demokratis, sabar dan perhatian terhadap anggota serta organisasi Muslimat NU di Kabupaten Nganjuk.
 

Belakangan diketahui, Bu Min ternyata punya kebiasaan menjaga kesucian diri dari hadats kecil atau daimul wudhu.
 

​​Sekertaris PC Muslimat NU Nganjuk, Siti Muthi'ah menyaksikan kebiasaan daimul wudhu yang dilakukan almarhumah Bu Min semasa hidup.
 

Menurutnya, kesaksian itu juga diketahui oleh pengurus harian Muslimat NU Nganjuk. Ia menyebut, orang yang sering pergi bersama almarhumah pasti mengetahui tentang kebiasaan itu.
 

“Setiap kali bersama dengan teman-temanya itu (Almarhumah Bu Min) tiba-tiba nggak ada. Sudah pasti ini, Bu Min wudhu,” ujar Siti Muthi'ah, Ahad (06/03/2022).
 

Namun, lanjutnya, memang tidak banyak orang yang tahu tentang kebiasaan berwudhu yang dilakukan almarhumah. “Selain saya, itu teman-teman yang di harian, yang sering berpergian sama beliau, itu semua tahu,” ungkapnya​​​.
 

Diceritakannya, Bu Min pernah menyampaikan merasa kurang sering melaksanakan wirid-an setiap malam hari. Ia menduga, hal itu juga berkenaan usia dan dengan banyaknya aktifitas kegiatan serta saat bertugas menjadi kepala sekolah saat itu.
 

Karena itulah, Bu Min memilih membiasakan diri menjaga kondisi kesucian dari hadast kecil dan sering melaksanakan wudhu.
 

Ia juga menyampaikan, Bu Min pernah menyebutkan tentang keinginannya untuk bisa istiqamah mendawamkan daimul wudhu.
 

“Waktu wirid-an itu saya (Bu Min) itu merasa ndak ahli melek, nderes Al-Qur’an juga ndak seberapa. (Kata Bu Min) aku tak mendawamkan Daimul Wudlu saja, semoga ini bisa istiqomah. Itu sering menyampaikan seperti itu,” ujarnya menceritakan.
 

Dalam hal ini, Bu Min selalu berupaya menghindari berjabat tangan atau tidak sampai bersentuhan langsung dengan lawan jenis.
 

“Ketika (berjabat tangan) tidak bisa dihindari, terpaksa harus berjabat tangan, itu pasti lari, terus ambil air berwudhu,” pungkasnya. 
 

​​​​​Berdedikasi tinggi
Berbagai pihak merasa kehilangan atas wafatnya Bu Min. Aktivis perempuan ini terkenal memiliki dedikasi tinggi terhadap perkembangan anggota dan organisasi Muslimat NU Nganjuk.
 

Berbagai pihak turut menyampaikan dukacita dan doa terbaiknya. Mulai dari tokoh-tokoh NU, pengurus Banom dan Lembaga NU Nganjuk hingga Jatim.
 

Bahkan, diberitakan sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Pempinan Pusat (PP) Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, turut mengungkapkan dukacita di akun Instagram @khofifah.ip.
 

Kini, keluarga besar Nadhiyin Nganjuk telah kehilangan sosok aktivis perempuan berdedikasi di Kabupaten Nganjuk.
 

"Bu Min adalah sosok pemimpin yang berdedikasi tinggi terhadap Muslimat. Tidak pernah sekalipun saya melihat beliau mengeluh capek, dengan banyaknya aktivitas beliau, baik tugas-tugas di sekolah, maupun tugas-tugas di Muslimat," ujar Siti Muthi'ah, Sekertaris PC Muslimat NU Nganjuk, Ahad (06/03/2022)
 

Siti Muthi'ah mengungkapkan, Bu Min merupakan sosok yang tegas dan tidak otoriter kepada anggota Muslimat NU di Nganjuk. "Saya pribadi tidak pernah mendengar beliau berbicara dengan nada tinggi," katanya.
 

Bu Min dikenal punya kedekatan yang kuat terhadap anggota Muslimat NU di Nganjuk. "Bu Min juga tidak pernah menaruh dendam atau benci terhadap siapapun. Menurut beliau (Bu Min), semua harus dipikir pelan-pelan sebelum mengambil tindakan," ungkapnya.
 

Ia mengungkapkan, banyak perempuan yang kenal terhadap sosok Ketua PC Muslimat NU Nganjuk.
 

"Bahkan ketika beliau sakit kemarin, semua warga Muslimat berinisiatif mengelar doa bersama untuk kesembuhan beliau," katanya.
 

Dalam masa kepemimpinan Bu Min, lanjutnya, pengajian rutin 'Wagean' menjadi sangat maju dan berkembang. "Jelas, kami semua termasuk saya merasa sangat kehilangan sosok beliau," lanjutnya.
 

Hal serupa juga diungkapkan Yayuk Winarti, anggota Bidang Media dan Publikasi Muslimat NU Nganjuk.
 

Menurut Yayuk, Bu Min pernah mengutarakan tentang keinginan untuk memajukan dan mem-branding Muslimat NU Nganjuk.
 

"Perhatian beliau yang luar biasa itu tidak hanya pada organisasi Muslimat saja, tapi juga ke sesama ibu-ibu Muslimat," ujar Yayuk saat dihubungi NU Online Jatim.
 

 

Diberitakan sebelumnya, almarhumah wafat usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Dokter (RSD) Soetomo Surabaya, Sabtu (05/03/2022), karena sakit.
 

Almarhumah yang tinggal di Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk ini wafat sekitar Pukul 18.05 Wib. Jenazah dipulangkan dari RSD Dokter Soetomo Surabaya ke rumah duka pada bakda Isya dan dimakamkan, sekitar Pukul 21:00 Wib.


Editor:

Tokoh Terbaru