Madura

D Zawawi Imron: Istilah Hubbul Wathan Ditulis Syaikhona Kholil dalam Kitabnya

Sabtu, 12 April 2025 | 11:00 WIB

D Zawawi Imron: Istilah Hubbul Wathan Ditulis Syaikhona Kholil dalam Kitabnya

KH D Zawawi Imron (dua dari kanan) saat acara Seminar Memorial 1 Abad Syaikhona Muhammad Kholil, Jumat (11/04/2025). (Foto: NOJ/ Ryan Syarif H)

Bangkalan, NU Online Jatim 

Budayawan Nasional asal Madura KH D Zawawi Imron, menyampaikan bahwa istilah hubbul wathon minal iman yang sering dinyanyikan dalam kegiatan ke-NU-an terdapat dalam kitab tulisan Syaikhona Kholil Bangkalan, salah satu guru KH Abdul Wahab Hasbullah. Penegasan itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Seminar Memorial 1 Abad Syaikhona Muhammad Kholil, Jumat (11/04/2025).

 

"Jadi, cinta Tanah Air sebagian dari iman itu sumbernya dari Bangkalan, yakni Syaikhona Kholil," ujar Kiai Zawawi Imron, dalam acara yang dipusatkan di komplek maqbarah Syaikhona Muhammad Kholil, Martajasah, Bangkalan itu.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Ia mengatakan, Kiai Wahab Hasbullah pun menggembar-gemborkan istilah hubbul wathon minal iman. Disebutkan, santrinya Syaikhona Kholil itu ada tujuh orang yang menjadi Pahlawan Nasional. Di antaranya, Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, KH Wahid Hasyim, KH Maskur, KH Abdul Halim, KH Zainul Arifin, dan KH As'ad Syamsul Arifin.

 

"Sebentar lagi yang akan dianugerahi sebagai pahlawan nasional yakni KH Yusuf Hakim. Kalau santrinya saja jadi pahlawan nasional, masak gurunya tidak jadi pahlawan nasional," ucapnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Dalam kesempatan itu, Kiai Zamawi Imron juga membacakan sebuah puisi. Berikut ini petikan puisi lengkapnya: 

 

Bismillah,
Tentang sebuah tongkat yang dikirimkan Syaikhona Kholil Bangkalan lewat Kiai As'ad Syamsul Arifin kepada Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari. 
Tongkat yang menyimpan amanah dan makna. 
Tongkat yang akan menjadi tanda pada zaman kegelapan gulita di bumi Nusantara 
Membutuhkan gerak dan kebangkitan bahwa umat serta rakyat memerlukan cahaya yang disuluhkan para ulama. 
Suluh peradaban, keadilan, dan keberanian. 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Lalu, tongkat Syaikhona Kholil menandakan kebangkitan para ulama. 
Maka pada tahun 1926 berdirilah Jamiyah Nahdlatul Ulama. 
Memancarkan cahaya Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) di bumi Nusantara Indonesia. 
Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda datang lagi untuk menjajah dan mengkocar-kacirkan perjuangan kemerdekaan.

 

Tongkat Syaikhona Kholil Bangkalan berdiri tegak kembali menjelma fatwa resolusi jihad yang dicanangkan oleh KH Hasyim Asy'ari. 
Mengangkat senjata mengusir penjajah adalah wajib hukumnya. 
Saat ini semuanya merenungkan kembali 100 tahun Syaikhona Kholil Bangkalan. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Sujudkan dahi ke bumi dan sujudkan hati kepada ilahi. 
Kita kenang jasad Syaikhona Kholil dan semua pahlawan yang namanya harum karena berjasa terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. 
Kenapa Syaikhona Kholil mencanangkan cinta Tanah Air sebagian dari iman. 
Karena kita semua minum air Indonesia menjadi darah kita. 
Hidup di bumi Indonesia.

 

Sebagai informasi, puisi yang sama juga pernah dibacakan KH D Zawawi Imron menjelang peringatan 1 Abad NU di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Demangan, Bangkalan.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND