• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 26 April 2025

Metropolis

Haul Akbar, Kial Zulfa Ulas Relasi Syaikhona Kholil dengan Syekh Nawawi Al-Bantani

Haul Akbar, Kial Zulfa Ulas Relasi Syaikhona Kholil dengan Syekh Nawawi Al-Bantani
Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa (dua dari kiri) saat Seminar Memorial 1 Abad Syaikhona Muhammad Kholil, Martajasah, Bangkalan, Jumat (11/04/2025). (Foto: NOJ/ Sadullah)
Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa (dua dari kiri) saat Seminar Memorial 1 Abad Syaikhona Muhammad Kholil, Martajasah, Bangkalan, Jumat (11/04/2025). (Foto: NOJ/ Sadullah)

Bangkalan, NU Online Jatim

Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengatakan, dalam tradisi keilmuan Ahlussunnah wal Jamaah setiap ulama pasti mempunyai guru utama yang mewariskan banyak ilmu kepada muridnya. Tidak terkecuali Syaikhona Muhammad Kholil yang memiliki guru utama Syekh Nawawi al-Bantani. 

 

Penegasan ini diungkapkan oleh Kiai Zulfa ketika menyampaikan relasi kedekatan antara Syaikhona Kholil dengan Syekh Nawawi al-Bantani, dalam Seminar Memorial 1 Abad Syaikhona Muhammad Kholil. Kegiatan tersebut dipusatkan di komplek maqbarah Syaikhona Muhammad Kholil, Martajasah, Bangkalan, Jumat (11/04/2025). 

 

"Syekh Nawawi itu guru utamanya Syaikhona Kholil. Kenapa saya katakan guru utama, ini seperti umumnya imam empat, itu semua mempunyai guru utama, gurunya banyak, tapi guru utamanya ada," katanya. 

 

Kiai Zulfa menambahkan, imam empat mazhab mempunyai guru utamanya masing-masing. Seperti Imam Abu Hanifah yang mempunyai guru Utama Hammad bin Abi Sulaiman, di mana Abu Hanifah pernah bermulazamah dengan Hammad bin Abi Sulaiman selama 18 tahun. 

 

"Syaikhona Kholil Al-Bangkalani guru utamanya saya katakan adalah Syekh Nawawi Al-Bantani, karena beliau dalam satu kitab dikatakan ngaji mulazamah cukup lama dengan Syekh Nawawi," jelas Kiai Zulfa.

 

Pembuktiannya terkait hal itu, lanjut Kiai Zulfa, bisa dilihat dengan adanya perkataan Syekh Yasin Al-Fadani dalam kitab al-Iqdul Farid, yang menyebutkan bahwa sanad Syekh Nawawi al-Bantani semuanya diturunkan kepada Syaikhona Kholil. Redaksi senada juga bisa ditemukan dalam kitab Kifayatul Mustafid Lima ala Minal Asanid yang ditulis Syekh Mahfudz at-Tarmasi. 

 

Selain itu, Syaikhona Kholil secara khusus pernah menyebut Syekh Nawawi Al-Bantani sebagai guru sufi dan zahid dalam sebuah dialog ketika Syaikhona Kholil ditanya oleh Habib Salim bin Jindan. Kala itu, Habib Salim bin Jindan pernah bertanya kepada Syaikhona Kholil tentang Syekh Nawawi yang menulis kitab dengan judul Marah Labid.

 

"Marah Labid kalau diterjemahkan bebas, itu artinya tempat musafir istirahat, untanya makan rumput. Kemudian yang naik untanya istirahat santai, ngeteh, ngopi. Kalau sekarang Marah Labid itu bisa diartikan rest area. Masak kitab judulnya rest area," katanya sembari guyon. 

 

Makanya, Habib Salim bin Jindan bertanya kepada Syaikhona Kholil ketika ia ngaji ke Bangkalan. "Wahai Syaikhona Kholil, Syekh Nawawi Al-Bantani dengan kefasihannya, saya kok ngerasa aneh, ada orang yang bahasa Arabnya fasih, yang baligh, memberi nama kitabnya kok Marah Labid?"

 

Kemudian, Syaikhona Kholil menjawab, "Syaikhuna as-sufi az-zahid, guru saya seorang sufi dan zahid, saya memang mengusulkan kepada Syekh Nawawi agar beliau mengarang kitab tafsir." Dari dua kisah rekam jejak ini, menurut Kiai Zulfa, menjadi bukti kedekatan relasi antara Syaikhona Muhammad Kholil dengan Syekh Nawawi Al-Bantani.

 

"Kalau kita baca muqaddimah Tafsir Munir atau Marah Labid, maka saya katakan bahwa begitu dekatnya Syaikhona Kholil dengan Syekh Nawawi," pungkasnya.


Metropolis Terbaru