Hari Santri 2024, MI Miftahul Ulum Tarik Luncurkan Mapel Matan Ghayah wat Taqrib
Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:00 WIB

Luluk Sriwijayati saat meluncurkan mata pelajaran Matan Ghayah wat Taqrib. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Sidoarjo, NU Online Jatim
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum Balongmacekan, Tarik, Sidoarjo meluncurkan mata pelajaran (Mapel) Kitab Matan Ghayah wat Taqrib di momen Hari Santri 2024 di mushala madrasah setempat. Kegiatan ini berlangsung usai kegiatan upacara Hari Santri 2024 dilaksanakan pada Selasa (22/10/2024).
Kepala MI Miftahul Ulum, Hj Luluk Sriwijayati, menyampaikan, ke depan materi kitab Matan Ghayah wat Taqrib akan dilaksanakan pada waktu materi fikih.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Jadi nanti materi fikih selain buku Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kelas 4, 5 dan 6, akan disampaikan juga materi kitab Matan Ghayah wat Taqrib,” katanya kepada NU Online Jatim.
Hal ini merupakan komitmen MI Miftahul Ulum untuk merawat tradisi santri yakni ngaji kitab. Menurut Luluk, hari santri boleh saja dilaksanakan dengan upacara, karnaval, lomba dan lain-lain. Akan tetapi yang paling esensi dari santri adalah ngaji.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Sebelumnya MI Miftahul Ulum Balongmacekan Tarik juga sudah memiliki kajian kitab lubabul hadist setiap rabu pagi usai Shalat Dhuha. Jadi di madrasah kami saat ini ada dua kitab yang diajarkan,” terangnya.
Selain itu, yang membedakan MI Miftahul Ulum adalah menjadikan buku atlas wali songo karya Alm KH Agus Sunyoto mantan ketua Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dijadikan materi pelajaran pada kelas 6 yang digabungkan dengan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Mata pelajaran SKI di kelas 6 itu membahas wali songo. Maka untuk pendalaman materi dari buku LKS kami memakai buku atlas wali songo untuk diajarkan kepada siswa,” ungkapnya.
Melalui materi kitab-kitab tersebut, diharapkan menjadi modal dasar siswa setelah lulus dari madrasah. Dengan demikian saat masuk pesantren ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah memiliki bekal ngaji kitab di madrasah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Ini adalah upaya kami untuk mencetak santri-santri yang berkualitas agar mampu berkontribusi maksimal untuk NU dan NKRI,” tandasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND