Ngaji Nusantara Bahas Self-Healing dan Produktivitas Muslimah saat Ramadhan
Sabtu, 15 Maret 2025 | 18:00 WIB

Kegiatan Ngaji Nusantara PWNU Jatim di Aula KH Bisri Syansuri, Kamis (14/03/2025). (Foto: NOJ/ Ika Nur Fitriani)
Surabaya, NU Online Jatim
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim kembali menggelar program Ngaji Nusantara dengan tema "Self-Healing dan Muslimah Produktif" di Aula KH Bisri Syansuri Kantor PWNU Jatim, Kamis (14/03/2025). Acara ini menghadirkan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jatim Siti Maulidah dan Ketua PW Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Aisyah Nur Afifah Maulidiyyah.
Dalam paparannya, Siti Maulidah menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab di rumah, pengasuhan anak, karir, jejaring sosial, serta kehidupan spiritual. Menurutnya, manajemen waktu yang baik menjadi kunci utama agar seluruh aspek kehidupan dapat berjalan harmonis dan efektif.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Salah satu strategi manajemen waktu yang bisa diterapkan adalah memilih menu makanan praktis untuk sahur dan berbuka. Ini membantu menghemat waktu di tengah kesibukan, terutama bagi ibu rumah tangga yang juga berkarir,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembagian tugas dalam keluarga sangat penting agar tanggung jawab tidak hanya bertumpu pada satu pihak. Menurutnya, peran suami, istri, dan anak-anak harus berjalan seimbang untuk menciptakan harmoni di dalam rumah tangga.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Selain membahas produktivitas, diskusi juga menyoroti pentingnya self-healing atau pemulihan diri. Siti Maulidah menjelaskan bahwa self-healing bukan sekadar kegiatan hiburan, melainkan proses kesadaran diri dalam menghadapi tantangan hidup.
“Dalam keseharian, kita akan bertemu berbagai karakter, termasuk yang sulit atau toksik. Namun, jika kita memaknainya sebagai proses pembelajaran, kita akan lebih bijak dalam menyikapi situasi tersebut,” jelasnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Dirinya menyebutkan bahwa perempuan produktif adalah mereka yang mampu memberikan manfaat bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Menurutnya, Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk melakukan detoksifikasi secara fisik, mental, dan spiritual.
“Selain berpuasa, memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa juga bagian dari self-healing. Ini bukan hanya ibadah, tetapi juga terapi jiwa agar lebih tenang dan damai,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Sementara Ketua PW IPPNU Jatim Aisyah Nur Afifah Maulidiyyah, menyebut bahwa memahami latar belakang self-healing sangat penting, terutama dalam merawat kesehatan mental. Menurutnya, perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dapat membawa dampak besar dalam kehidupan.
Ia menambahkan, gen-Z saat ini kerap menghadapi tekanan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, namun sering kali terhambat oleh perubahan suasana hati. Oleh karena itu, ia menyarankan strategi manajemen diri, salah satunya dengan membuat mood board berisi visi dan tujuan, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
“Ketika kita memvisualisasikan keinginan dalam bentuk tulisan, gambar, atau grafik, itu akan meningkatkan stimulus kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari,” jelasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Selain itu, ia juga menyoroti fenomena pacaran yang semakin marak di kalangan anak muda. Ia mengingatkan bahwa pacaran tidak hanya dilarang dalam agama, tetapi juga dapat mengekang seseorang dalam hubungan yang tidak sah.
Ia menyarankan dua langkah untuk menghindarinya, yaitu membangun lingkungan pertemanan yang positif dan selalu meningkatkan value diri dengan mengikuti berbagai kegiatan produktif. “Jangan sampai kita terjerumus dalam budaya yang dapat menghambat perkembangan diri kita sebagai muslimah,” pungkasnya.
Penulis: Ika Nur Fitriani dan Rofi'i
ADVERTISEMENT BY ANYMIND