NU Jember Kick Off Hari Santri 2025, Prof Hepni: MAESTRO, Profil Santri Masa Depan
Selasa, 26 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Rektor UIN KHAS Jember Prof Hepni, saat Kick Off Hari Santri 2025 oleh PCNU Jember, Senin (25/08/2025) malam. (Foto: NOJ/ Aryudi AR)
Jember, NU Online Jatim
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember menggelar Tasyakuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI, Kick Off Hari Santri 2025, Bahana Maulid Nabi 1147 H, dan 100 Tahun NU. Kegiatan itu dipusatkan di halaman Kantor PCNU Jember, Senin (25/08/2025) malam.
Kick Off Hari Santri 2025 ditandai dengan bunyi sirine oleh jajaran pengurus PCNU Jember. Dalam sesi refleksi, Guru Besar Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Prof Hepni Zain, didapuk menjadi narasumber.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Saya ingin berefleksi tentang santri masa depan,” ucap Prof Hepni mengawali penyampaiannya.
Ia menyebutkan, indikator santri masa depan adalah maestro. Katanya, sosok santri masa depan adalah santri yang anggun, berkelas, perfeksionis, reputatif, dan bahkan dedikatif, yang itu semua merupakan pemahaman maestro secara umum. “Itulah watak peradaban santri,” ucap Rektor UIN KHAS Jember itu.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Selain itu, lanjut Prof Hepni, ada indikator lain yang mestinya menjiwai karakter santri. Yaitu MAESTRO, yang merupakan akronim dari Meaningful, Achievement, Excellent, Sinergi, Transformasi, Reputasi, dan Original.
Makna meaningful, kata Prof Hepni, kehadiran santri di tengah-tengah masyarakat penuh makna. Boleh saja santri dari sisi penampilan cukup sederhana, misalnya pakai sarung, namun soal pengetahuannya tentu cukup luas.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Istilahnya multitalenta. Jangan ditanya soal bahasa, semua bisa,” jelasnya.
Prof Hepni lalu menukil ayat Al-Qur’an tentang lebah untuk menggambarkan posisi santri. Katanya, dari perut lebah keluar minuman (madu) beraneka warna yang menunjukkan keberagaman manfaatnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Yang paling utama, di dalam madu itu ada obat bagi manusia. Santri menjadi obat, menjadi tempat jalan keluar dari persoalan di masyarakat. Santri tidak hanya sehat jasmani dan rohani, tapi juga sehat ekonomi,” ujarnya.
Indikator yang lain dari sosok santri masa depan adalah achievement (capaian), dan excellent (unggul). Menurutnya, santri masa depan mempunyai keunggulan daripada yang lain. Kata-katanya lembut penuh hikmah.
“Dari lisannya muncul narasi-narasi fasih yang membawa kebaikan, dan membuat orang lain terinspirasi untuk berbuat kebaikan, dan sebagainya. Itu salah satu keunggulan santri,” terangnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Indikator santri berikutnya sebagaimana terangkum dalam istilah MAESTRO adalah sinergi, transformasi, reputasi, dan original.
Original artinya murni atau asli. Di tengah tengah perubahan zaman yang banyak diwarnai plagiasi, namun karakter santri tetap bertahan sesuai aslinya. “Santri akan tetap menjadi pribadi-pribadi yang orisinil,” ungkapnya.
Namun, untuk menjadi santri yang orisinil, tahan terhadap gempuran-gempuran zaman, membutuhkan perjuangan. Ia lalu menganalogikan dengan seseorang yang tidak akan bisa menikmati jalan landai kecuali setelah melalui jalan yang menanjak. “Semua harus diperjuangkan,” jelasnya.
Prof Hepni menambahkan, masa-masa di pesantren adalah adalah masa latihan dan kawah candradimuka bagi seorang santri. Mereka diajarkan tidak saja tentang pelajaran dan hikmah, tapi juga diajari cara berjuang mengarungi lautan kehidupan.
Prof Hepni mengibaratkan perjuangan hidup seperti berjuang menghadapi hujan dan badai. Setelah terbiasa menghadapi hujan dan badai, tidak membuat menggigil jika di kemudian hari diterpa hujan gerimis.
“Apa yang menjadi halangan kita itu ibaratnya hanya hujan gerimis, dan kita jangan menggigil karena telah terbiasa dengan hujan dan badai. Jangan pernah berharap menikmati indahnya bulan purnama kalau tidak mau mengalami gelapnya malam,” pungkasnya.
Diketahui, sebelumnya, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama PBNU, KH Abdullah Syamsul Arifin, telah menyampaikan tausiahnya dalam sesi kalam hikmah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND