• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Jujugan

Menengok Kubah Peninggalan Dinasti Qing China di Masjid Baitul Atiq Pasuruan

Menengok Kubah Peninggalan Dinasti Qing China di Masjid Baitul Atiq Pasuruan
Masjid Baitul Atiq, Pasuruan. (Foto: NOJ/Faisol)
Masjid Baitul Atiq, Pasuruan. (Foto: NOJ/Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Desa Winongan Kidul merupakan wilayah di Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan dengan ketinggian kurang lebih dari 16 m diatas permukaan laut. Di desa tersebut terdapat masjid yang usianya lebih dari 200 tahun tepatnya di Dusun Serambi, Kecamatan Winongan yang bernama Masjid Baitul Atiq.Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan masjid itu didirikan, namun diperkirakan masjid ini berdiri tahun 1296 Hijriah yang mengacu pada kaligrafi di dalamnya.

 

Abdul Rokhim, Sekretaris Masjid Baitul Atiq mengatakan asal mula masjid sudah tidak bisa ditemui, hanya berdasarkan cerita turun temurun, disebutkan bahwa awalnya ukuran masjid 18x25 meter sedangkan pada saat renovasi tahun 2000, ukuran masjid menjadi 25x25 meter.

 

"Meski sudah direnovasi total, sejumlah peninggalan seperti kendi, mimbar, sumur air, jam matahari, ukiran kaligrafi, masih dirawat dengan baik oleh takmir masjid tersebut," katanya Rabu (12/04/2023)

 

Keyakinan bahwa masjid itu tua dibuktikan dengan adanya makam Habib Sholeh Semendi yang berada di Winongan. 

 

"Mbah Semendi ini kan orang Islam, maka otomatis membangun masjid. Bangunannya di mana ya di masjid ini,” ujarnya.

 

Soal usia pasti, menurut Rokhim, bisa mengacu pada kaligrafi atas diatas imam masjid. Di tempat itu, ada tulisan masjid dibangun pada tahun 1296 Hijriah.

 

“Mungkin sebelum ukiran itu dibuat sudah ada masjid ini, menurut saya itu renovasi pertama, ” terangnya.

 

Cak Khim sapaan akrabnya mengatakan, tujuan renovasi masjid pada kala itu adalah memperluas masjid agar bisa menampung ribuan jamaah lebih banyak lagi karena dulu seluruh warga Kecamatan Winongan sholat Jum'atnya di Masjid Baitul Atiq.

 

"Beberapa bagian masjid yang direnovasi kala itu seperti kubah dan bagian lainnya agar dapat menampung jamaah lebih banyak," ungkapnya.

 

Lebih lanjut dirinya mengatakan, di dalam masjid ini juga ada gentong atau kendi peninggalan Dinasti Qing China. Gentong yang merupakan wadah air untuk minum diyakini sebagai kubah pertama di masjid itu. Saat renovasi, gentong tersebut berada di atas kubah.

 

"Dulu kendi ini dipasang di atas kubah masjid. Karena ingin merenovasi maka para takmir memutuskan untuk menjaga kendi tersebut sebagai saksi buta," jelasnya.

 

Abdul Rohim juga menambahkan adapun tradisi keislaman yang berjalan di Masjid Baitul Atiq adalah Maulid Diba, Burdah, Habsyi, Tadarus Al-Qur'an dan ngaji Kitab Kuning. Adapun kegiatan tahunan adalah Khotmil Qur'an.

 

"Kegiatan yang berjalan dari dulu hingga sekarang adalah Maulid Diba dan Khotmil Qur'an yang tetap dilestarikan sejak zaman KH Abdul Hamid Pasuruan," tutupnya.


Jujugan Terbaru