• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Kediri Raya

Muslimat NU Tulungagung Sebut Millenial saat Ini Terpapar 3-F, Apa Itu?

Muslimat NU Tulungagung Sebut Millenial saat Ini Terpapar 3-F, Apa Itu?
Ilustrasi: Istimewa
Ilustrasi: Istimewa

Tulungagung, NU Online Jatim

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Tulungagung, Hj Miftachurrohmah menilai bahwa kalangan milenial saat ini terpapar penyakit 3-F. Hal ini sudah sangat berbeda jauh dengan generasi sebelumnya.


"Budaya kita dunia kena penyakit 3-F, Food-Fun-Fashion. Food atau makanan zaman kecil saya namanya cenil gatot itu brontol, tiwul," papar Mif saat dikonfirmasi, Ahad (24/07/2022).


Ia mencontohkan anak sekarang sudah bergaya hidup dengan makanan instan. Tidak disangka lama-kelamaan akan mempengaruhi kesehatan.


"Sudah terkena dengan humberger, pitza sampai mie instan. Fun itu, kalau dulu baksodor, kasti, somprengan, delikan, sekarang sudah menggunakan handpone," ujarnya.


Mif yang pernah diamanahi sebagai Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Tulungagung ini mengajak semua elemen mengantarkan serta mempersiapkan generasi penerus.


Hal tersebut cukup beralasan untuk mempersiapkan bonus demografi. Prediksi pengamat Indonesia 2045 kalau benar akan mengalami zaman keemasan. Pada tahun itu, mendapat bonus demografi penduduk Indonesia 70 persen masih remaja, sedangkan 30 persen adalah orang tua.


"Makanya saya selaku Ketua Muslimat NU serta pendidik punya kewajiban untuk mengantarkan anak bangsa. Makanya kami tidak bisa anak tanpa gadget," ujarnya.


Perempuan yang juga Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Tulunggung ini menuturkan, melalui merdeka belajar panca prestasi seharusnya bisa untuk menangkis isu anak dengan beradab. Tidak ada cara lain selain dengan menanamkan agama dalam diri anak.


"Dengan akhlaqul karimah kita tanamkan, ibadahnya bagaimana dan kepada orang tua, lingkungan. Sebab ini profil Pancasila harus rahmatan lil alamin," katanya.


Perempuan yang juga sebagai Komisi Perempuan di Majelis Ulama Indonesia Tulungagung ini menambahkan, arus globalisasi mau tidak mau harus membentengi anak. Salah satu faktor, anak-anak terperangkap benteng jiwa raganya kurang.


"Baru scient technology, anak-anak harus kita berikan itu, berliterasi, budaya kita ini sebetulnya anak-anak berkarakter. Punya inovasi, kalau bisa generasi muda Gatot bisa masuk golden (salah satu bioskop)," pungkasnya. 


Editor:

Kediri Raya Terbaru