5 Keutamaan Puasa Syawal: Penyempurna Ramadhan hingga Tanda Syukur
Selasa, 1 April 2025 | 19:00 WIB
Telah jamak diketahui umat Islam bahwa seseorang yang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan dan menambahnya dengan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapat pahala seperti berpuasa selama setahun.
Keterangan tentang pahala puasa Syawal itu sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Muslim berikut ini:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR Muslim).
Selain itu, puasa Syawal memiliki beragam keutamaan bagi seseorang yang melakukannya. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam karyanya kitab Lathâif al-Ma’ârif fîma li Mawâsim al-‘Am min al-Wadhâif halaman 219-223, menyebutkan lima keuatamaan puasa Syawal.
Berikut di bawah ini diulas secara rinci terkait lima keuatamaan puasa Syawal sebagaimana pendapat Imam Ibnu Rajab al-Hanbali.
1. Penyempurna puasa Ramadhan
Untuk menyempurnakan shalat fardhu, kita dianjurkan melaksanakan shalat sunnah rawatib, yaitu qabliyah dan bakdiyah. Dengan melaksanakan shalat sunnah rawatib, maka shalat sunnah fardhu akan menjadi sempurna. Begitu pun puasa sunnah Syawal yang dapat menyempurnakan puasa Ramadhan.
Imam Tirmidzi meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
Artinya: "Amalan seorang hamba yang dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ‘Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?’ Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnya." (HR at-Tirmidzi).
2. Pahala puasa setahun
Keterangan ini sebagaimana yang dijanjikan dalam hadits Rasulullah pada kitab Shahih Muslim, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.”
3. Tanda diterimanya puasa Ramadhan
Sesungguhnya Allah SWT apabila menerima amal kebaikan seseorang, akan menganugerahi ia untuk berbuat kebaikan setelah itu. Sebagian ulama mengatakan:
ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها
Ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan.
4. Sebagai tanda syukur
Melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal merupakan tanda syukur kita kepada Allah SWT atas anugerah yang melimpah di bulan Ramadhan berupa puasa, qiyamul lail (shalat malam), zakat dan lain-lain.
Puasa di bulan Ramadhan sesungguhnya meniscayakan ampunan bagi orang yang menjalankannya, hal ini didasari dengan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah ra:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Karena ampunan inilah patutnya kita melakukan ketaatan berupa puasa Syawal, sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Apalagi seseorang yang melaksanakan puasa Syawal akan mendapatkan pahala yang cukup besar.
5. Ibadah di bulan Ramadhan tidak terputus
Dengan selesainya bulan suci Ramadhan, bukan berarti ibadah yang kita amalkan selesai sudah. Namun hendaknya kita berusaha untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan selanjutnya sebagaimana di bulan Ramadhan. Puasa Syawal dapat dikatakan adalah salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan.
Artikel diambil dari: Lima Keutamaan Puasa Sunnah Syawal
Demikianlah keterangan mengenai keutamaan puasa di bulan Syawal. Semoga kita diberikan taufik dan kemampuan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan suci Ramadhan. Sehingga kita termasuk kepada golongan orang-orang yang mendekat kepada Allah dengan perantara amalan-amalan sunnah tersebut. Wallahu a’lam.
*) Amien Nurhakim, mahasantri Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darussunnah.
Terpopuler
1
MI Aswaja Besole Tulungagung Juara Favorit Festival Balon Udara
2
Hukum Shalat Makmum di Depan Imam, Sahkah?
3
LAZISNU Nganjuk Tebar Manfaat Kurban pada 1.100 Penerima
4
Haji di Indonesia: Tantangan Antrean dan Biaya
5
Puang Makka Kunjungi Lumajang, Teguhkan Spirit Thariqah di Halaqah Sufi Interaktif
6
Unisma Sembelih 22 Sapi dan 29 Kambing, Ada Sedekah Hewan dari Non Muslim
Terkini
Lihat Semua