Oleh : Musta'in Romli*
Tak terasa puasa Ramadhan sudah berlangsung beberapa hari. Salah satu keabsahan puasa seseorang ditentukan dari niat puasanya, lebih-lebih puasa Ramadhan yang mengharuskan bagi orang yang hendak berpuasa berniat di malam hari sebelum terbit fajar shodiq (waktu subuh).
Ada salah satu solusi bagi mereka yang khawatir lupa berniat setiap malam untuk puasa Ramadhan, dengan mengikuti niat berpuasa ala madzhab Maliki, ialah dengan berniat puasa satu bulan penuh di awal malam Ramadhan, sebagaimana yang telah jamak diketahui.
وفرضه ( أي الصوم ) نية ( -إلى أن قال- ) لكل يوم ( فلو نوى أول ليلة رمضان صوم جميعه لم يكف لغير اليوم
الاول. قال شيخنا لكن ينبغي ذلك ليحصل له صوم اليوم الذي نسي النية فيه عند مالك كما تسن له أول اليوم الذي
نسيها فيه ليحصل له صومه عند أبي حنيفة وواضح أن محله إن قلد
Artinya: Kewajiban puasa (Ramadhan) harus niat berpuasa untuk setiap hari (dilakukan setiap malam dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar), maka andaikan seseorang hanya niat berpuasa di awal malam Ramadhan untuk sebulan penuh, maka niatnya tidak cukup. Guru kita (Ibnu Hajar al-Haitami) menganjurkan niat satu kali di awal malam Ramadhan (yang mencukupi untuk satu bulan Ramadhan) dengan syarat taqlid (mengikuti) imam Malik sebagaimana dianjurkan pula taqlid kepada imam Abu Hanifah dengan niat di awal hari (siang), jika dikhawatirkan lupa untuk berniat setiap malam. (Fathu al-Mu’in: [Maktabah Syamilah], Hal. 221)
Taqlid niat puasa kepada madzhab Maliki tidak cukup dengan hanya mengetahui kebolehan satu kali niat di awal malam Ramadhan yang mencukupi untuk satu bulan ramadhan, namun ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
1. Jika hanya berniat satu kali untuk satu bulan penuh Ramadhan, maka disyaratkan puasanya harus bersambung sebulan penuh tanpa terputus,
2. Jika terputus karena ada udzur disebabkan karena sakit, haid, atau bepergian, maka wajib untuk niat kembali, artinya tidak cukup dengan hanya satu kali niat di awal malam Ramadhan.
وقال مالك وأصحابه: إذا نوى أول ليلة من روضان صيام جميع كفاه وال يحتاج لكل يوم ويستحب تجديدها فقط قياسا
على الحج وركعات الصالة فإن كل واحد منهما تكفيه نية واحدة، واستدلوا بقوله صلى الله عليه وسلم: وإنما لكل امرىء ما نوى قالوا: وهذا قد نوى جميع الشهر فوجب أن يكون له، وقيدوا ذلك أيضا بعدم انقطاع التتابع فإن انقطع التتابع بمرض أو
حيض أو سفر وجب تجديدها لما بقي من الشهر
Artinya: Imam malik beserta para pengikutnya menyatakan bahwa ketika seseorang (hanya) berniat satu kali di awal malam Ramadhan untuk satu bulan penuh, maka niat tersebut dianggap cukup dan tidak butuh untuk berniat kembali setiap harinya, namun disunnahkan untuk tajdid (memperbaharui niat). Hal ini dianalogikan dengan ibadah haji dan sholat yang cukup hanya berniat satu kali dengan landasan hadis: hanya saja, setiap orang tergantung pada niatnya. Jika sudah berniat satu kali untuk satu bulan Ramadhan, maka itu sudah cukup dengan batasan tidak terputusnya puasa, apabila terputus disebabkan sakit, haidl atau bepergian, maka diwajibkan untuk memperbaharui niat. (Ibana al-Ahkam, Juz 2/hal. 290-291)
Dalam salah satu kitab madzhab Maliki, menguatkan pendapat diatas, juga dijelaskan bahwa ketika seseorang hanya berniat satu kali di awal malam Ramadhan untuk satu bulan disyaratkan tidak adanya keterputusan puasa, jika terputus disebabkan karena bepergian, sakit dan semacamnya, maka wajib mengulang niat setiap malam.
تكفي النية الواحدة لكل صوم يجب تتابعه كرمضان وكفارته وكفارة القتل والظهار والنذر المتتابع كمن نذر صوم
شهر بعينه أو عشرة أيام متتابعة بشرط أن ال ينقطع تتابع الصوم بالسفر والمرض ونحوهما مما يقطع وجوب التتابع
فان انقطع به لم تكف النية الواحدة بل ال بد من تبييتها كلما أراد الصوم
Artinya: cukup berniat satu kali untuk puasa yang wajib terus-menerus, seperti: puasa Ramadhan, kafarah ramadlan, kafarah pembunuhan, dhihar dan nadzar, sebagaimana seseorang nadzar berpuasa satu bulan penuh atau 10 hari berturut-turut disyaratkan tidak terputusnya puasa tersebut, baik karena bepergian, sakit dan semcamnya. Jika terputus, maka diwajibkan untuk melakukan niat setiap hendak melakukan puasa. (al-Khulasah al-Fiqhiyah ‘ala Madzhab as-Saadah al-Malikiyah, Hal. 193)
Keterangan ini menjurus kepada seseorang yang hanya berniat satu kali di awal malam ramadlan sebagaimana keterangan diatas dan tidak mengulang niat setiap malamnya, khususnya bagi seorang perempuan yang bisa dipastikan akan ada udzur syar’i yang datang setiap bulan.
Namun demikian, untuk lebih hati-hati dianjurkan tidak hanya berniat satu kali di awal malam
Ramadhan, namun harus berniat setiap malam di bulan ramadlan. Hal ini, agar tidak hanya mengamalkan satu dalil dari dua dalil, namun bisa mengamalkan dua dalil secara bersamaan, sebagaimana satu kaidah yang tercantum dalam ushul fiqh.
إعمال الدليلين أولى من اهمال احدهما
Artinya: Memberlakukan dua dalil lebih utama dari pada mengganggurkan salah satunya. (al-Fushul fi al-Ushul li Ahmad ar-Razi, Juz 2/hal. 317)
*Pengabdi di Ma'had Aly Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo
