• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Keislaman

Hakikat Kembali Fitrah

Hakikat Kembali Fitrah
Ilustrasi memberikan zakat kepada fakir miskin (Foto:NOJ/nuonline)
Ilustrasi memberikan zakat kepada fakir miskin (Foto:NOJ/nuonline)

Di saat umat Islam menjalankan kewajibannya di bulan Ramadhan, terhapuslah dosa-dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan oleh manusia. Sebagian kalangan memaknai, manusia kembali suci layaknya bayi yang baru lahir ke dunia dan terbebas dari cengkraman siksa neraka. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw.


أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ


Artinya: Bulan Ramadhan itu awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah/ampunan, dan akhirnya kebebasan dari cengkraman api neraka. (HR. Baihaqi)


Berangkat dari hadits di atas, terbebasnya seseorang dari api neraka, jika benar-benar menjauhi larangan-Nya sehingga memperoleh itqun min an-nar. Artinya umat Islam menyempurnakan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan berbagai macam ibadah dan kebaikan serta menyempurnakannya dengan zakat fitrah dan saling bermaaf-maafan antar sesama.


Keberhasilan individu dalam menjalankan ibadah puasa ini, pada dasarnya umat Islam dilatih agar sampai ke arah kesucian dan kemenangan yang wajib disyukuri. Hari Raya Idul Fitri yang dimaksud Rasulullah tertera dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Zanjawiyah.


إِنَّ اللّٰهَ جَلَّ وَعَلَا جَعَلَ الْعِيْدَ لِيَتَذَكَّرَ النَّاسَ الْفِطْرَةَ


Artinya: Sesungguhnya Allah menjadikan hari Raya Idul Fitri agar umat manusia ingat kepada fitrah, yakni saat Allah menjadikan mereka dalam keadaan suci belum terlibat dosa dan noda. (Isnad hadits ini disahkan oleh Ibnu Ma'in)


Hadits lain yang diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi.


مَنْ عَادَ عَلَيْهِ الْعِيْدُ وَلَمْ يَتَصَدَّقْ وَيَتَحَلَّ بِالْفَضَائِلِ فَلَيْسَ مِنْ ذَوِى الْفِطْرَةِ


Artinya: Apabila tiba atas seseorang, hari Raya Idul Fitri, akan tetapi ia tidak bershadaqah dan berbudi luhur, maka ia tidak termasuk fitrah. (Khatib al-Baghdadi)


Jadi, pasca berpuasa di bulan Ramadhan, seseorang tak semestinya menodai dirinya lagi dengan hal-hal al-munkarat. Termasuk merayakannya secara berlebih-lebihan yang keluar dari rel agama.


Memamerkan kekayaan, berpakaian baru secara berlebihan, menyantap makanan dan minuman di luar batas, tak pantas dilakukan. Yang pantas adalah yang dilakukan individu harus menimbulkan belas kasih terhadap sesama, seperti menolong sesama yang lemah ekonominya, kelaparan, dan sejenisnya.


Inilah hakikat zakat fitrah. Maksudnya, setiap muslim diminta mengeluarkan zakat, bersedekah, berderma, beramal jariyah kepada para dhuafa dan anak yatim. Sebagaimana Allah berfirman dalam kitab-Nya. QS. Ali 'Imran: Ayat 180 (Juz 4)


وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتَـٰهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ


Artinya: Jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya mengira bahwa (kekikiran) itu baik bagi mereka. Sebaliknya, (kekikiran) itu buruk bagi mereka. Pada hari Kiamat, mereka akan dikalungi dengan sesuatu yang dengannya mereka berbuat kikir. Milik Allahlah warisan (yang ada di) langit dan di bumi. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.


Dengan demikian, tampakkan kekokohan hati. Hasil yang diperoleh selama bulan Ramadhan disambut dengan pekikan takbir, mengagungkan Allah, mencintai Rasulullah, saling memaafkan antar sesama, dan menjauhi larangan-Nya seperti halnya dilakukan selama bulan Ramadhan serta membantu orang yang membutuhkan guna membahagiakannya.


Keislaman Terbaru