• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Hukum Membaca Surat Yasin dengan Tujuan Tertentu

Hukum Membaca Surat Yasin dengan Tujuan Tertentu
Bagaimana hukum membaca sejumlah surat dan ayat dalam Al-Qur’an tidak semata untuk ibadah? (Foto: NOJ/detik.com)
Bagaimana hukum membaca sejumlah surat dan ayat dalam Al-Qur’an tidak semata untuk ibadah? (Foto: NOJ/detik.com)

Salah satu kebiasaan yang dilakukan umat Islam khususnya warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin utamanya saat Jumat adalah membaca surat Yasin. Tidak hanya itu, juga dilanjut dengan membaca surat Al-Kahfi lantaran memang terdapat beberapa dalil yang membenarkan hal tersebut.


Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kalau membaca sejumlah surat dan ayat dalam Al-Qur’an tersebut tidak semata untuk ibadah. Ada tujuan yang memang ingin diraih dengan merutinkan bacaan ayat dan surat tertentu dalam Al-Qur’an tersebut.


Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai perantar. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang akan terjaga dan terawat sampai hari kiamat.


Begitu pula bagi yang membacanya senantiasa akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Tercatat pahala setiap hurufnya berupa satu kebaikan dan satu kebaikan itu akan dilipatgandakan dengan sepuluh pahala. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Mas’ud RA yang maknanya sebagai berikut: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala).


Oleh karena itulah, Al-Qur’an bagi orang muslim selalu dibacakan dalam berbagai kondisi, baik ketika senang maupun sedih. Mulai dari walimatul arusy (pernikahan), walimatul hitan, walimatus safar, akhirus sanah, seminar, pelantikan, hingga prosesi pemakaman, selalu disertakan bacaan Al-Qur’an di dalamnya.


Hanya saja ayat Al-Qur’an yang dibaca berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan konteksnya. Tentunya pembacaan ini memiliki tujuan dan maksud tertentu. Selain menjadi sumber pahala dan dianggap ibadah, membaca ayat Al-Qur’an juga memiliki beberapa faedah. Seperti membaca surat Yasin yang memiliki fadhilah terkabulnya segala hajat dan tertolaknya marabahaya.


Apakah membaca surat Yasin dengan tujuan seperti itu tidak termasuk dalam kategori riya, yang menghilangkan nilai keikhlasan? Karena membacanya dengan harapan terpenuhinya kebutuhan, atau terhindarnya balak-marabahaya, bukan karena Allah semata.


Dalam kitab Qurratul ‘Ain Fatawa Isma’il Zain diterangkan bahwa hal tersebut boleh dilakukan dan tidak dianggap riya, selama tidak melanggar aturan-aturan syara’ dan bukan pekerjaan maksiat. “Boleh membaca surat Yasin dengan maksud dan tujuan tertentu, entah itu duniawi maupun ukhrawi selama tidak dalam hal maksiat, dan pembacaan itu tidak termasuk sebagai perbuatan riya."

  

Karena definisi riya sebenarnya adalah melakukan sesuatu bukan karena Allah Ta’ala tetapi karena makhluk ciptaan-Nya, sedangkan bacaan Yasin mengharapkan pahala yakni berupa berbagai fadhilah atau keutamaan tersebut. Wallahu a’lam.


Keislaman Terbaru