• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Inilah Hukum dan Dalil Berdiri Mahalul Qiyam Saat Maulidan

Inilah Hukum dan Dalil Berdiri Mahalul Qiyam Saat Maulidan
Mahallul qiyam saat maulid berlangsung (Foto:NOJ/sufyanarif)
Mahallul qiyam saat maulid berlangsung (Foto:NOJ/sufyanarif)

Saat membaca maulid, di kalangan Nahdliyin sudah menjadi tradisi turun temurun, saat si pembaca maulid sampai pada bacaan mahalul qiyam yang berisi kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, semuanya berdiri yang kemudian bersama-sama membaca qosidahYa Nabi Salam alaika.


Sebenarnya, tradisi ini sudah ratusan tahun lalu telah dilakukan dan dibahas oleh para ulama. Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Zainal Abidin Syatha al-Dimyathi al-Bakri atau masyhur dengan Sayyid Abu Bakar Syatha (lahir tahun 1266 H/1849 M) secara spesifik membahas hal ini dalam kitabnya, I'anah At-Tholibin, Jilid 3 halaman 363.


فائدة: جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه يقومون تعظيما له وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي وقد فعل ذلك كثير من علماء الأمة الذين يقتدى بهم اه


Artinya: Ada sebuah Faidah, telah menjadi kebiasaan saat orang-orang mendengar disebutkan kelahiran Nabi Muhammad, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini dianggap bagus, karena di dalamnya ada sebuah pengagungan terhadap Nabi, dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Alim Ulama yang pantas untuk diikuti."


Senada dengan Syaikh Abu Bakar Syatha yang mengatakan hal itu dianggap baik, Syaikh Yusuf An Nabhani menjelaskan dalam Kitab Karyanya, Jawahirul Bihar yang di dalamnya memuat keutamaan-keutamaan Nabi Muhammad jilid 3 halaman 383, jika berdiri saat kisah kelahiran Nabi Muhammad bisa dianggap sunnah.


جرت العادة بأنه إذا ساق الوعاظ مولده صلى الله عليه وسلم وذكروا وضع أمه له قام الناس عند ذلك تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام بدعة حسنة لما فيه من إظهار السرور والتعظيم له صلى الله عليه وسلم بل مستحبة لم غلب عليه الحب والإجلال لهذا النبي الكريم عليه أفضل الصلاة وأتم التسليم.


Artinya: Telah menjadi tradisi, saat para penasehat menghaturkan bacaan Maulid Nabi, saat sampai pada kisah Ibu Nabi melahirkan Nabi, orang-orang berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini bidah hasanah karena di dalamnya menampakkan kebahagiaan dan pengagungan pada Nabi, bahkan dapat tergolong sunah saat dilakukan dengan penuh rasa suka cita dan pengagungan pada Nabi."


Maka, tidaklah ada keraguan, peringatan maulid dan segala hal yang biasa dilakukan saat maulid seperti berdiri saat mahalul qiyam, tasyakuran, sedekah, dan segala hal yang menampakkan kegembiraan di hari lahir Nabi Muhammad adalah hal mulia yang telah dicontohkan oleh para ulama terdahulu.


Dalam Kitab As-Sirah al-Halabiyyah Jilid 1 halaman 136 disebutkan, Syaikh Burhanuddin Al Halaby mengutip ucapan Abu Syamah yang merupakan guru dari Imam An Nawawi Ad Dimasyqi. Dijelaskan jika perayaan-perayaan maulid semacam itu sebagai wujud syukur dan cinta atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.


 ومن أحسن ما ابتدع في زماننا ما يفعل كل عام في اليوم الموافق ليوم مولده من الصدقات والمعروف ، وإظهار الزينة والسرور ، فإن ذلك مع مافيه من الإحسان للفقراء مشعر بمحبته وتعظيمه في قلب فاعل ذلك ، وشكر الله على ما منّ به من إيجاد رسوله الذي أرسله رحمة للعالمين


Artinya: Sebaik-baik bid'ah yang terjadi di zaman kami adalah segala yang dikerjakan setiap tahun bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad baik berupa shadaqah dan kebaikan-kebaikan lainnya, menampakkan kebahagiaan dan hiasan, sungguh yang demikian serta apa-apa termuat di dalamnya seperti berbuat kebajikan pada orang-orang fakir berarti menampakkan perasaan suka cita, mengagungkan serta wujud rasa syukur pada Allah atas anugerah lahirnya Nabi Muhammad yang telah Allah utus sebagai rahmat bagi alam semesta." Wallahu a'lam.


Keislaman Terbaru