• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Keutamaan Menahan Amarah saat Puasa Ramadhan

Keutamaan Menahan Amarah saat Puasa Ramadhan
Ilustrasi marah. (Foto: NOJ/ Ist)
Ilustrasi marah. (Foto: NOJ/ Ist)

Oleh: Abdul Ghofur *)

 

Setiap manusia memiliki watak dan karakter yang berbeda-beda. Beberapa dari mereka ada yang sifatnya penyabar, sebagian lainnya punya sifat pemarah. Marah adalah respons atas kondisi sesorang tidak menerima atas sesuatu yang terjadi. Namun, apakah kamu tahu bahwa sifat pemarah sangat dibenci dalam Islam. Oleh karenanya, menahan marah memiliki beberapa keutamaan.

 

Berikut beberapa uraian tentang keutamaan menahan marah dan mengendalikan emosi, salah satunya disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari:

  

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ (رواه البخاري)

 

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a: Sesungguhnya seorang laki-laki telah berkata kepada Nabi SAW: “Berilah wasiat kepadaku!”. Nabi SAW: “Janganlah engkau marah” lalu beliau mengulanginya beberapa kali, Nabi Muhammad SAW berkata: “Janganlah engkau marah” (HR. Bukhari) [Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Dar Ibnu Katsir, 1529]

 

Dari riwayat tersebut dapat mengambil pelajaran bahwa kita sangat dianjurkan agar dapat menahan diri saat marah. Sebagai muslim yang baik, sudah sepatutnya kita dapat mengendalikan emosi kita agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.  Nabi Muhammad SAW telah bersabda:

 

  لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

 

Artinya: “Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa memukul, tetapi orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari) [Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut :Dar Ibnu Katsir, 1529]

 

Merujuk hadis tersebut, kita tahu bahwa orang yang kuat bukanlah yang ahli beladiri, bukan orang yang bisa berkelahi, bukan pula orang yang kuat menahan beban berat akan tetapi orang yang kuat adalah mereka yang mampu mengendalikan diri saat marah.

 

Demikianlah beberapa keutamaan orang menahan marah. Saat kita puasa, kita hendaknya juga dapat menahan diri saat marah. Sebab puasa tidak hanya menahan diri dari lapar dan dahaga, namun juga menahan diri dari hawa nafsu.

 

Marah adalah salah satu bentuk hawa nafsu yang juga harus dikendalikan dengan baik agar kita dapat menghindari dampak negatif yang ditimbulkannya. Salah satu hal yang dianjurkan saat seseorang diliputi rasa marah adalah berwudhu.

 

Semoga kita menjadi pribadi yang penyabar dan termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Wallahu a’lam.

 

*) Pengajar di MA Al-Yasiniyah Kudus sekaligus alumnus Pascasarjana IAIN Kudus.


Keislaman Terbaru