• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Keislaman

Mahasiswi UB Lompat dari Lantai 12, Ini Pandangan Islam soal Bunuh Diri

Mahasiswi UB Lompat dari Lantai 12, Ini Pandangan Islam soal Bunuh Diri
Rasulullah menolak menshalatkan pelaku bunuh diri. (Foto: NOJ/kompasiana.com)
Rasulullah menolak menshalatkan pelaku bunuh diri. (Foto: NOJ/kompasiana.com)

LD (24), lebih memilih mengakhiri hidup dengan melompat dari lantai 12 gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) Universitas Brawijaya (UB) Malang sekitar pukul 10.45 WIB, pada Kamis (14/12/2023).


Lewat keterangan Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto mengatakan korban merupakan eks mahasiswi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UB. Dan LD yang merupakan warga Desa Kepuharjo, Karangploso, Kabupaten Malang diduga mengalami depresi berat. Dia disebut sudah mengundurkan diri dari perkuliahan pada 2019.


"Jadi korban mengundurkan diri pada tahun 2019 karena penyakit depresi," kata Danang, Jumat (15/12/2023).


Bunuh Diri dalam Pandangan Islam

Perlu diketahui bahwa restu Nabi Muhammad jauh dari orang-orang yang melakukan bunuh diri. Telah banyak diriwayatkan hadits bahwa Rasulullah SAW mendoakan orang yang memusuhinya, menghormati jenazah orang Yahudi, bahkan hendak menshalatkan jenazah orang munafik sebelum Al-Qur’an turun menjelaskan larangannya. Tetapi Rasulullah dengan tegas menolak menshalatkan pelaku bunuh diri.


Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Jabir bin Samurah: “Pernah didatangkan kepada beliau shalallahu ‘alaihi wasallam jenazah seorang laki-laki yang bunuh diri dengan anak panah. Tetapi jenazah tersebut tidak dishalatkan oleh beliu.” (HR Imam Muslim).


Dalam kondisi apapun, termasuk lantaran  depresi, ajaran Islam melarang seseorang untuk melakukan bunuh diri. Apalagi jika bunuh dirinya dapat mencelakakan orang lain, semisal bom bunuh diri. Ancamannya jelas, kekal abadi dalam siksa neraka. Bahkan, pelaku bunuh diri pun akan masuk neraka meskipun awalnya dia berangkat untuk menunaikan apa yang disebut dirinya sebagai jihad.


Suatu ketika terdapat seseorang dengan gagah berani berperang. Para sahabat menceritakan kehebatan orang tersebut kepada Rasulullah SAW. Kehebatannya itu diakui karena dia selalu berada di garda depan ketika perang melawan musuh. Sabetan pedangnya tidak henti-hentinya menumpas orang-orang kafir.


Namun jawaban Rasulullah sangat mengejutkan. Nabi Muhammad menyatakan bahwa orang tersebut adalah penghuni neraka. Mendengar sabda Nabi itu, para sahabat terheran-heran. Disampaikan oleh Sahl bin Said bahwa pada sejumlah peperangan, Rasulullah bertemu dan bertempur dengan orang-orang musyrik, sampai setiap pasukan ke kesatuannya. Di kalangan orang-orang Islam ada seseorang yang senantiasa menebaskan pedangnya kepada orang-orang musyrik; baik yang sedang bergerombol maupun sendirian.


Dikatakan kepada Rasulullah: “Alangkah besarnya pahala orang tersebut, alangkah besarnya pahala dia.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang itu adalah penghuni neraka.”


Kemudian mereka berkata: “Siapakah orangnya di antara kita yang akan menjadi penghuni surga jika orang (seperti ini) saja akan masuk neraka?”


Ada seorang dari mereka berkata, “Aku benar-benar selalu mengikutinya, saat dia bergerak cepat dan lambat, aku selalu bersamanya, sampai kemudian ia terluka. Kemudian dia mempercepat kematiannya. Dia meletakkan gagang pedangnya di tanah dan ujungnya di dadanya, kemudian dia menusukkan dirinya dengan pedang itu dan dia melakukan bunuh diri.”


Kemudian datang seseorang (yang tadi selalu menyertainya) menemui Nabi Muhammad dan berkata: “Aku bersaksi bahwa Anda adalah utusan Allah SWT.”


Lalu Nabi Muhammad menanyakan apa yang terjadi dan dia pun menceritakannya. Kemudian Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya orang tersebut sedang melakukan amalan-amalan penghuni surga sebagaimana yang nampak kepada orang lain padahal dia termasuk penghuni neraka. Dan dia itu sedang melakukan amalan-amalan penghuni neraka seperti yang nampak pada orang lain (padahal) dan dia adalah penghuni surga.”


Karena itu, hendaknya segala permasalahan hidup hendaknya dibicarakan dengan baik. Libatkan orang yang lebih berpengalaman dan diharapkan bisa mengendalikan emosi, termasuk dari keinginan untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Yakin bahwa Allah SWT tidak akan memberikan beban di luar kemampuan hamba. Wallahu a'lam.


Editor:

Keislaman Terbaru