• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Keislaman

Memahami Perbedaan Takbir Idul Adha dan Idul Fitri

Memahami Perbedaan Takbir Idul Adha dan Idul Fitri
Takbir saat Idul Adha berbeda dengan Idul Fitri. Bagaimana rincian ketentuannya? (Foto: NOJ/KJi) 
Takbir saat Idul Adha berbeda dengan Idul Fitri. Bagaimana rincian ketentuannya? (Foto: NOJ/KJi) 

Kamis (29/06/2023) besok, umat Islam akan merayakan Idul Adha 1444 H. Aneka persiapan telah dilakukan dari menghias masjid dan tempat ibadah, serta lainnya. Kumandang takbir juga akan bergema pada Rabu (28/06/2023) petang ini.  


Sekadar diketahui bahwa ada perbedaan antara takbir yang dilakukan saat Idul Adha dengan Idul Fitri. Hal tersebut mendesak diketahui umat Islam agar tidak salah dalam pelaksanaannya.


Id menurut Ibrahim al-Bajuri dari akar kata العود (al-'aud) yang berarti kembali. Artinya, di waktu ini setiap hamba kembali menjadi bersih. Idul Fitri yaitu kembali bersih setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, sedangkan Idul Adha merupakan kembali bersih bagi orang-orang yang menjalankan ibadah haji. Dalam kedua hari raya ini, di antara amalan yang disunahkan bagi umat Islam adalah menghidupkan malam hari raya dengan ibadah. 

Dalam sebuah hadits disebutkan: 


من أحْيَا لَيلَةَ الْعِيد، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْت القُلُوبُ


Artinya: Barang siapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian. (Lihat: Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, [Thaha Putra], halaman: 227) 


Minimal, dalam menghidupkan malam id, seseorang bisa menjalankan shalat isya berjamaah serta niat kuat ingin menjalankah shalat shubuh berjamaah. Lebih baik lagi menjalankan ibadah-ibadah lain seperti membaca Al-Qur'an, dzikir dan lain sebagainya. 


Di antara kesunahan pada hari raya ini adalah mengumandangkan takbir. Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i dalam Fathul Qarib al-Mujib menjelaskan, takbir dalam id terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad


Takbir mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardlu maupun sunah. Takbir mursal ini sunah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya. 


Berikut perbedaan antara bacaan takbir. 


1. Waktu melakukan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam iid hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat id, meliputi Idul Fitri maupun Iidul Adha. Itu yang pertama.   


2. Takbir muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah. Waktu pembacaannya adalah setelah shalat shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah). 


Adapun shighat takbir sebagai berikut: 


 اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ.

 

(Lihat: Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i, Fathul Qarib al-Mujib dalam kitab Hasyiyah Al Bajuri [Thaha Putera]) halaman: 227-228) 


Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa takbir pada malam hari raya Idul Fitri dinamakan takbir mursal. Sedangkan takbir yang dilantunkan pada hari raya Idul Adha disebut takbir muqayyad.  Takbir ini dilaksanakan dengan jumlah masa lima hari, mulai tanggal 9 hingga 13 Dzulhijjah pada setiap usai shalat, baik shalat fardlu ataupun sunah. 

  

Adapun takbir pada malam hari raya Idul Adha itu dinamakan takbir muqayyad, jika mengacu bahwa takbir itu dilaksanakan usai shalat dalam rentang waktu lima hari tersebut. Sedangkan jika dilihat bahwa takbir itu dilaksanakan pada malam hari raya id, takbir malam hari raya Idul Adha ini juga termasuk takbir mursal. Yang berarti, takbir pada hari raya Idul Adha menyandang dua istilah, mursal dan muqayyad sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Ibrahim al-Bajuri. Wallahu a'lam.


Keislaman Terbaru