• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

Pendapat Imam Mazhab tentang Shalat Tarawih 20 Rakaat

Pendapat Imam Mazhab tentang Shalat Tarawih 20 Rakaat
Ilustrasi shalat Tarawih 20 rakaat. (Foto: NOJ/ ISt)
Ilustrasi shalat Tarawih 20 rakaat. (Foto: NOJ/ ISt)

Setiap bulan Ramadhan, ada perbedaan jumlah rakaat Shalat Tarawih yang dikerjakan oleh umat Islam di Indonesia. Namun, mayoritas masyarakat di Indonesia melakukan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat.

 

Tulisan di bawah ini akan mengulas pendapat imam mazhab tentang shalat tarawih 20 rakaat, sebagaimana berikut:

 

1. Mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali menegaskan shalat tarawih berjumlah 20 rakaat. Imam As-Sarakhsi dari mazhab Hanafi.

فَإِنَّها عِشْرُونَ رَكْعَةً سِوَى الْوِتْرِ عِنْدِنَا (المبسوط: ج ٢، ص ١١٤)

 

2. Imam Nawawi dari mazhab Syafi'i

مَذْهَبُنَا أنها عِشْرُوْنَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيْمَات غَيْرِ الْوِتْرِ (المجموع: ص ٥٢٧)

Artinya: Menurut mazhab kami jumlahnya 20 rakaat dengan 10 kali salam, selain shalat witir.

 

3. Mazhab Hambali dalam kitab Al-Muhgni bahwa Qiyam dalam bulan Ramadhan (Tarawih) adalah 20 rakaat. Itu pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW.

وَقِيَامُ شَهْرِ رَمَضَان عِشْرُوْنَ رَكْعَةً يَعْنِي صَلَاة التَّرَاوِيْح وَهِيَ سُنَّة مُؤَكَّدَة وَأَوَّلُ مَنْ سُنَّهَا رَسُوْل اللهِ (المغني: ج ١، ص ٤٥٦)

 

4. Sebagian mazhab Maliki menyatakan bahwa shalat Tarawih jumlahnya 20 rakaat, bahkan ada yang 36. Hal ini dijelaskan dalam kitab Mudawwanah yang dijelaskan oleh Imam al-Nafrawi.

وَكَانَ السَّلَفُ الصَّالِح يَقُوْمُونَ فِى الْمَسَاجِدِ بِعِشْرِيْنَ رَكْهَةً....ثُمَّ صَلُّوْا بَعْدَ ذلِكَ سِتًّا وَثَلَاثِيْنَ رَكْعَةً....وَهذَا اخْتَارُهُ مَالِك (المدونة: ج ٢، ص ٢٣١)

 

5. Sebagai ulama Hanafi seperti Imam al-Kamal bin Humam menyatakan bahwa pendapat guru kami shalat Tarawih yang sunnah itu 20 rakaat.

وَظَاهِرُ كَلَامِ الْمَشَايِخ أَنَّ سُنَّةَ عِشْرُوْنَ، وَمُقْتَضَى الدَّلِيْل مَاقُلْنَا (فتح القدير: ج ٢، ص ٤٤٨)

 

Di masa sahabat, tabi'ien dan ulama, jumlah rakaatnya 20. Kisah ini disampaikan oleh Syaikh Ali Ma'shum dalam kitab Hujjatu Ahlussunnah wal Jamaah, halaman 29-31. Bermula sahabat Abu Bakar shalat sendirian di rumah dengan memakai jumlah rakaat yang dilakukan Nabi SAW (tidak jelas berapa rakaat) tanpa berjamaah.

 

Kemudian Khalifah Umar RA mengumpulkan para sahabat di masjid dengan mengangkat imam sahabat Ubay bin Ka'ab untuk shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Para sahabat seperti Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib serta sahabat yang lain tidak memprotes itu, bahkan menjalankan apa yang dilakukan sahabat Umar bin Khattab RA. Tetapi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Aziz baru ditambah menjadi 36 rakaat, ditambah witir 3, menjadi 39 rakaat.

 

Jika mengorek sejarah masa lampau, pada waktu malam Ramadhan, Rasulullah SAW tidak pasti jumlah rakaatnya.

 

عن ابن شهاب قال اخبرني عروة أن عائشة أخبرته أن رسول الله صلى الله عليه وسلم خرج ذات ليلة من جوف الليل فصلي فى المسجد فصلي رجل بصلاته فأصبح الناس فتحدثوا فاجتمع أكثر منهم فصلوا معه فأصبح الناس فتحدثوا فكثر اهل المسجد من الليلة الثالثة فخرج رسول الله صلى الله عليه وسلم فصلوا بصلاته فلما كانت الليلة الرابعة عجز المسجد عن أهله حتى خرج لصلاة الصبح فلما قضى الفجر أقبل على الناس فتشهد ثم قال أما بعد فإنه لم يخف علي مكانكم لكني خشيت أن تفرض عليكم فتعجزوا عنه (رواه البخاري و المسلم)

 

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Syihab (dikabarkan bahwa) ia berkata, Urwah menyampaikan kepada saya bahwa Aisyah RA telah memberitakan bahwa Rasulullah SAW pada suatu malam (di bulan Ramadhan) berangkat ke masjid dan mendirikan shalat di sana. Kemudian orang banyak mengikuti beliau. Keesokan harinya orang yang bercerita tentang shalat Rasulullah SAW itu sehingga jamaah semakin banyak. Keesokan harinya orang juga bercerita lagi sehingga pada malam keempat jamaah tidak lagi tertampung di masjid itu. Paginya setelah selesai shalat Subuh, Nabi SAW berkata, amma ba'du. Sesungguhnya aku tahu kemampuan kalian. Akan tetapi aku ragu bila shalat itu diwajibkan atas kalian, dan kalian tidak mengerjakannya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat Nabi tidak jelas jumlah rakaatnya. Namun, jika kita shalat tarawih 20 rakaat, hukumnya tetap sunnah. Karena Nabi Muhammad SAW, sahabat, tabi'ien dan ulama, melaksanakan shalat Tarawih sejumlah 20 rakaat.


Keislaman Terbaru